Tutorial DasarSIAP Wacana

Artikel Kategori // Prestasi Sekolah

Beranda / Prestasi Sekolah / 1000 Biopori SMKN 1 Miri Sragen
1000 Biopori SMKN 1 Miri Sragen
0 Komentar | Dibaca 2155 kali
SUTARNO @tarn2007
07 June 2014

Biopori photo DSCN1370.jpg

SUTARNO. Mungkin kita sering mendengar istilah biopori, tetapi bagi sebagian orang masih asing dengan istilah tersebut. Pada dasarnya biopori adalah lubang resapan yang digunakan untuk memasukkan air ke dalam tanah. Selain digunakan sebagai lubang resapan, biasanya biopori juga digunakan untuk membuat pupuk dengan cara memasukkan sampah organik ke dalam lubang tersebut dan mengambilnya disaat sampah-sampah tersebut sudah membusuk atau menjadi kompos. Selain hal tersebut, biopori juga digunakan untuk mencegah genangan air atau mengurangi banjir pada saat musim hujan.Selamat datang di kampus 1000 biopori, SMK Negeri 1 Miri Sragen Jawa Tengah. Itulah salah satu slogan yang menjadi kebanggaan kami. Mengapa harus biopori ? Salah satu hal yang melatarbelakangi pembuatan biopori ini adalah karena kondisi lingkungan sekolah kami yang memiliki jenis tanah hitam yang kering dan tandus sehingga rumput dan tanaman mengering pada saat musim kemarau. Sumur yang ada di lingkungan sekolahpun sangat terbatas airnya jika sudah memasukki musim kemarau, sehingga tidak mungkin untuk menyirami rumput dan tanaman. Tanam-tanaman yang selalu kami galakkan di musim penghujan rata-rata mati kekeringan. Kalaupun ada tanaman yang masih mampu bertahan itupun sangat terbatas dan tidak bisa tumbuh dengan baik.Kami menyadari sepenuhnya, bahwa kami sebagai lembaga pendidikan membutuhkan tempat yang nyaman untuk belajar siswa-siswi kami, agar proses belajar mengajar bisa berjalan dengan nyaman, tapi di sisi lain terhambat oleh kondisi lingkungan. Jika kita akan menampung air hujan, maka dibutuhkan bak penampungan yang besar serta biaya yang besar pula.

Dengan kondisi yang serba terbatas tersebut, kamipun akhirnya berusaha untuk mencoba-coba cara agar mampu mengubah keadaan. Salah satunya adalah dengan membuat lubang tanah atau biopori. Kami berfikir bahwa mengapa air hujan yang melimpah di musim penghujan tidak kita manfaatkan ? Maka kamipun berupaya mencoba untuk memasukkan air hujan ke dalam tanah kembali daripada air tersebut mengalir entah kemana. Akhirnya kami membuat lubang-lubang tanah sebanyak mungkin saat musim hujan, terutama yang berada di sekitar tanaman. Harapan kami jika disekotar tanaman kita lubangi, maka air akan masuk ke dalam dan saat musinm kemarau dapat diserap oleh tanaman untuk bertahan hidup.

Memang dari kegiatan ini hasilnya tidak serta-merta dapat kita lihat. Minimal kita membutuhkan waktu hingga pergantian musim untuk melihat perkembangannya. Setelah berganti musim, hasilnya ternyata ada perbedaan yang signifikan jika dibandingkan sebelum ada lubang biopori. Tanaman dan rumput di sekitar biopori relative masih hijau dan mampu bertahan jika dibandingkan dengan tanaman yang tidak ada bioporinya.

Setelah berjalannya waktu, jika di awal-awal pembuatan lubang tanah tersebut tidak kami beri sampah organik, maka pada musim penghujan berikutnya lubang-lubang tersebut kami beri sampah organik sebanyak-banyaknya, harapan saya bahwa jika lubang tersebut ada sampahnya makan kelembabannya akan bisa bertahan lebih lama dan sampah itu sendiri akan mampu menyerap air. Selain hal itu sampah-sampah tersebut jika membusuk maka ia akan menjadi kompos.

Untuk proses pembuatan lubang biopori, sebenarnya cukup mudah. Yang perlu dipersiapkan adalah bor tanah dengan diameter 10 cm. Kedalaman lubang tanah tersebut kurang lebih sedalam 1 meter. Kemudian lubang tersebut diisi dengan sampah-sampah organik hingga penuh. Harapannya sampah ini akan membusuk saat musim pengujan dan akan menjadi kompos. Jika sudah musim kering, maka kompos ini bisa diambil dengan cara dibor lagi dan digunakan untuk pupuk tanaman.

Pada awalnya, kamipun terkendala dengan masalah pembuatan biopori ini. Jika hanya membuat lubang 1 – 2 saja bukan perkara yang sulit. Dengan lokasi sekolah seluas 2 Ha minus bangunan, jika akan dibuat lubang semua maka hal itu menjadi kesulitan tersendiri. Akhirnya kamipun melibatkan seluruh warga sekolah termasuk siswa, guru dan karyawan untuk membuat lubang biopori. Target kami ada 1 orang 1 lubang biopori. Jika jumlah warga sekolah kami 1.100 orang, maka minimal kami memiliki 1.100 lubang biopori.

Untuk mempermudah kegiatan tersebut, langkah awal kami adalah menyediakan bor tanah sebanyak 35 buah bor. Asumsi kami jika 1 bor 2 anak, maka sekali jalan kami bisa menggerakkan anak 64 siswa atau 2 kelas (sisanya bor kami gunakan untuk cadangan).

Karena kegiatan ini kami pandang sebagai kegiatan pembelajaran, maka proses pembuatannya kami melibatkan siswa pada jam pembelajaran. Karena kegiatan ini melibatkan 34 kelas, tidak mungkin kita akan mengajari masing-masing kelas setiap kali mendapat giliran untuk membuat biopori. Maka dari itu langkah kami adalah membuat Kelas Master Biopori yang beranggotakan 2 siswa dari masing-masing kelas (34 kelas). Kelas Master biopori inilah yang mendapatkan pengarahan secara langsung dari panitia pembuatan biopori dan mereka langsung praktek membuat biopori. Selanjutnya Kelas Master Biopori ini bertugas untuk melakukan tutor sebaya terhadap teman-teman satu kelasnya. Dengan cara semacam ini kami benar-benar terbantu dan mempermudah pengarahan terhadap siswa.

Pada proses pelaksanaannya, dalam 1 hari (dari jam 1 sampai dengan jam terakhir) kami mengambil 2 kelas untuk untuk membuat lubang biopori. 1 bor digunakan oleh 2 siswa, bahkan setiap 1 bor kami tugaskan untuk membuat 4 lubang alias 1 anak 2 lubang. Karena kami memiliki 34 kelas, maka kegiatan ini kami laksanakan selama 17 hari. Dalam kurun waktu tersebut kami telah berhasil membuat 2.200 lubang biopori sekaligus telah diisi dengan sampah organik.

Dari pengalaman pembuatan ini, memang sebaiknya pembuatan biopori ini dilakukan pada musim penghujan. Hal ini dikarenakan :
1. Kondisi tanah tidak begitu keras
2. Air hujan bisa langsung meresap ke dalam tanah
3. Sampah organik bisa langsung membusuk di dalam lubang.

Jika semua biopori telah dibuat, maka langkah selanjutnya adalah memanfaatkan lubang ini sebagai bak sampah organik. Semua sampah organik kita masukkan ke dalam lubang biopori. Hal ini bertujuan untuk menambah daya resap air ke dalam tanah dan di hisap oleh sampah-sampah tersebut sehingga menambah kelembaban tanah. Sedapat mungkin semua lubang diisi penuh dengan sampah organik. Harapannya sampah tersebut akan membusuk di dalam lubang tanah.

Setelah penuh terisi oleh sampah organik, lubang-lubang ini kita biarkan hingga musim kemarau. Jika sudah memasuki musim kemarau, maka kita dapat melakukan perawatan lubang tanah ini. Cara perawatannyapun cukup mudah, lubang-lubang tersebut kita bor kembali. Pada saat mengebor inilah kita akan memdapatkan kompos. Kompos-kompos tersebut dapat kita gunakan untuk pupuk. Selanjutnya lubang tanah kembali terbuka dan dapat kita isi kembali dengan sampah-sampah organnik. Begitu seterusnya.

Apakah biopori berpengaruh terhadap tanaman yang berada di atasnya ? Ternyata sangat berpengaruh. Dengan adanya biopori yang sudah mulai kita kerjakan 1,5 tahun yang lalu, kandungan air tanah ternyata juga berbeda. Sebelum ada biopori, saat musim kemarau sumur di lingkungan sekolah tidak mampu mencukupi kebutuhan air. Setelah ada biopori, air sumur tidak hanya untuk kebutuhan pokok, bahkan dapat juga kita gunakan untuk menyiram tanaman untuk menambah kelembaban tanah. Begitu juga dengan kondisi rumput dan tanaman pada musim kemarau mampu bertahan tidak ada yang mati kekeringan.

Biopori sebenarnya tidak saja dilakukan di area-area yang luas. Di area sempitpun biopori dapat dibuat. Jika kita sudah tidak memungkinkan mempunyai space kosong, maka di selokan-selokan atau saluran air itupun dapat kita buat biopori. Karena pada dasarnya adalah agar air hujan bisa masuk ke dalam tanah sebanyak-banyaknya.

Mungkin bagi sebagian orang biopori itu tidak ada artinya, tetapi bagi kami biopori mampu memberikan kontribusi yang luar biasa, karena kami secara langsung telah melaksanakan dan merasakan hasilnya. Biopori ditempat kami telah mampu merubah kondisi lingkungan kami yang dulu gersang, sekarang menjadi lebih hijau dan sejuk. Sulit jika kami mengharapkan semua orang untuk mengikuti langkah kami, tetapi minimal kami mendapatkan dukungan dari semua orang untuk berbuat tersebut agar menjadi lebih baik. Karena untuk dapat mengubah dunia harus dimulai dari diri kita sendiri. Bagaimanakah menurut saudara ?

————————————————————————————————————
————————————————————————————————————
Harap tunggu, laporan sedang dalam proses submit....

Anda harus login untuk berkomentar. Login Sekarang

Penulis Lainnya

ALMUNTASIR LIDINILLAH

Penulis ini masih malu-malu menuliskan sedikit tentang Biografinya
Daftar Artikel Terkait :  1
Layanan ini diselenggarakan oleh PT. TELKOM INDONESIA untuk dunia pendidikan di Indonesia.
Mari kita majukan bangsa Indonesia, melalui pemanfaatan Teknologi Informasi yang tepat guna
pada dunia pendidikan Indonesia.
Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan
versi 2.0