Artikel Kategori // Opini & Ide
“Barangkali hanya Tuhan dan pak sopir yang tahu apakah pete-pete itu akan berhenti atau berbelok”. Ungkapan ini penulis anggap cukup pas menggambarkan perilaku sahabat dan saudara kita yang berprofesi sebagai sopir pete-pete. Untuk menaikkan atau menurunkan penumpang, pak sopir biasanya selalu khilaf (baca:lupa) untuk memberi tanda berhenti atau pada saat akan berbelok kepada pengendara lain. Akibatnya kesalahpahaman seringkali terjadi yang biasanya berakhir dengan pertengkaran seperti halnya peristiwa siang ini yang saya alami. Berlomba satu sama lain mengejar setoran, keselamatan penumpang dan pengendara lain benar-benar ditangan Tuhan.
Apakah sekolah atau tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku para sopir ini? Hemat penulis sangat mempengaruhi. Riset sederhana (baca: tanya sana-sini), yang penulis lakukan ternyata hampir semua sopir pete-pete tidak sempat mengecap pendidikan di perguruan tinggi. Dari beberapa sopir yang penulis temui, tingkat pendidikan yang paling tinggi adalah SMA, itupun belum sempat mengecap model kurikulum 2013.
Dari sisi usia juga mempengaruhi. Yang paling parah perilaku binalnya (baca:sembrono) adalah mereka yang berusia antara 15-20 tahun, malah ada yang masih berusia antara 13-14 tahun. Mereka ini dalam kosa kata persopiran disebut “sopir palimbang”. Sopir yang “asli” singgah minum kopi, kemudian digantikan sopir “palsu”. Sopir palsu tidak selalu dilengkapi dengan surat izin mengemudi dan tentu saja minim pengalaman, hanya modal nyali dan bisa putar kemudi. Jauhlah harapan kita mereka menguasai maksud dan penggunaan rambu lalu lintas.
Penulis memastikan bahwa para sopir palsu ini adalah remaja putus sekolah. Di usia belia mereka sudah berhadapan dengan dunia kasar dan keras, sebagaimana nyanyian Iwan Fals, “…anak sekecil itu berkelahi dengan waktu, demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu. Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu, dipaksa pecahkan karang, lemah jarimu terkepal”. Mereka masih berusia remaja, usia dimana kaki kirinya masih golongan anak-anak, sementara kaki kanannya menanjak fase dewasa. Usia yang menurut Santrock (2013), seharusnya masih belajar memahami nilai-nilai dan perspektif orang lain.
Perilaku binal para sopir palsu ini, penulis masih bisa pahami. Yang membuat penulis “terguncang” (baca: syock) adalah karena masih banyak juga sopir yang berusia dewasa mendekati uzur menurut kepolisian (indikatornya jika memiliki SIM) yang masih juga “binal” mengemudikan pete-petenya. Perkembangan moralitasnya menurut Drijarkara (1981), manusia yang belum menyadari posisi dirnya yang seharusnya melihat dirinya berhadapan dengan baik dan buruk, membedakan antara yang boleh dan tidak boleh dilakukan, larut dalam habitus-nya Piere Bourdieau
Apa yang salah? Tanya Camelia II, bernyanyi Ebiet dalam lagunya. Mungkin karena pengaruh pengesahan RUU Pilkada melalui DPRD? Mungkin ada yang komplain apa hubungannya antara RUU Pilkada itu dengan perilaku sopir. Anggap saja berhubungan. Menurut penulis, karena keterwakilan, mereka tidak terbiasa mengekspresikan hukum sebab akibat. Para sopir “asli” senang diwakili oleh para sopir “palsu” yang masih minim pengalaman baik dan buruk. Celakanya, dalam konteks teori moral Kolhberg, para sopir “asli” ini menggunakan standar penalaran pra konvensional(preconvensional reasoning), dikendalikan atas hukuman dan kepatuhan (punishment and obedience orientation). Jika para “sopir palimbang” itu patuh dan taat, setoran memuaskan, waktu trayek yang cepat maka bonusnya juga cukup tinggi.
Andai saja mereka sudah mengenal kurikulum 2013. Entahlah, hari ini saya diteriaki manusia bodoh oleh sahabat dan saudara kita sopir pete-pete. *kio.
Artikel Terkait
Terdapat 2 Komentar pada "PETE-PETE[1] & KURIKULUM 2013"
Anda harus login untuk berkomentar. Login Sekarang
Penulis Lainnya

Putra Manunggal
Pengelola Manunggal Pasinaon (Gerakan, Sosial, pendidikan)- PROFIL MANUNGGAL PASINAON 14 October 2014 - 09:39
Komentar Terbaru
- Etos Kerja Guru PNS yang Buruk 9 Tahun yang lalu
- Cetak Kartu Digital NUPTK/PegID 9 Tahun yang lalu
- Bangga memiliki email user@madrasah.id 7 Tahun yang lalu
- Syarat Mengikuti Verval Inpassing 7 Tahun yang lalu
- KITAB SIAP PADAMU NEGERI v1.0 9 Tahun yang lalu
Kategori
- Lain-Lain (983)
- Pendidikan (446)
- Informasi Umum (360)
- Opini & Ide (218)
- Tips & Trik (191)
- Teknologi (92)
- Internet & Media Sosial (80)
Kaitan Populer
Lukman Hariyono
|wah mantap tulisianya, salutt..
bpk2,ibuk2 mampir jg ke blog saya ya http://celenganmaknyus.blogspot.com
USMAN . J
|Trmksh. Insya Allah blognya pak Lukman sy kunjungi. http://usmandjabbar.blogspot.com