Artikel Kategori // Lain-Lain
Mana lebih tinggi derajatnya di sisi Allah antara orang yang alim dengan ahli ibadah ?.Ada yang menjawab orang alim dan ada pula yang menjawab ahli ibadah.Berikut penulis mencoba memberi jawaban yang dikutip dari berbagai sumber.
A. Kisah si alim dan ahli ibadah menjawab pertanyaan
Ada kisah yang menarik tentang si alim dan ahli ibadah yang ditanya oleh sesorang,antara lain:
1. Kisah pembunuh 100 nyawa yang masuk surga yang diceritakan oleh Nabi Muhammad SAW:
“Pada zaman sebelum kalian ada seorang laki-laki yang telah membunuh 99 jiwa,maka dia bertanya kepada seorang cendikia ditempatnya.Laluia ditunjutkan seorang rahib (ahli ibadah).Maka iapun menemuinya seraya mengatakan bahwa ia membunuh 99 jiwa dan apakah pintu taubat masih terbuka untuknya.Maka sang rahib menjawab:’tidak’.Karenanya ia langsung membunuhnya,maka genaplah 100 nyawa yang dibunuh.Iapun lalu bertanya kepada seorang cendikia yang lain dan ditunjutkan seorang alim (ahli ilmu),maka iapun mengadukan masalahnya dengan mengutarakan bahwa ia telah membunuh 100 jiwa,apakah pintu taubat masih terbuka untuknya.Maka sang alim menjawab:’Iya.Apakah yang mengalangimu dari taubat ?Pergilah ke tempat ini dan itu,karena di sana semua manusia beribadah kepada Allah dan beribadahlah bersama mereka,kemudian jangan kembali ke negerimu lagi,karena negerimu adalah negeri yang jelek.
Maka iapun beranjak pergi menuju negeri yang ditunjukkan,tetapi di tengah perjalanan kematian menjemputnya.malaikat rohmat berebut dengan malaikat adzab.Berkatalah malaikat rohmat:’Ia datang dengan hati taubat,ingin kembali kepada Allah’.Lalu berkata malaikat adzab:’ia sama sekali belum beramal kebaikan’.Selang beberapa waktu,datanglah seorang malaikat dengan wujud manusia biasa,menengahi perselisihan mereka seraya berkata:’Ukurlah jarak antara dua negeri tersebut,mana diantara keduanya yang lebih dekat maka dialah yang lebih berhak membawanya’.Lalu mereka mengukurnya,akhirnya mereka mendapati bahwa jarak terdekat adalah tempat yang dituju (selisi satu jengkal).kemudian dia diambil oleh malaikat rohmat.(HR.Bukhari dan Muslim).
2. Kisah dua orang bersahabat
Dari Abu Abdullah Ahmad diceritakan:Dua orang bersahabat dimana yang satu ahli ibadah dan yang satu orang alim yang masing-masing diuji kekuatan imannya oleh iblis.Iblis menyamar dengan merubah bentu sebagai seorang ahli ibadah yang sudah tua dan kedua matanya ada bekas sujud.Pertama-tama iblis mendatangi ahli ibadah dan bertanya kepadanya:”Dapatkah Allah Taala menjadikan langit dan bumi dan seisinya ini dimasukkan dalam kelontongan telur tanpa menambah dan mengurangi sedikitpun ?”.Ahli ibadah itu menjawab:”saya baru mendengar masalah ini,sehingga aku sendiri juga menjadi ragu akan jawabannya”.Atas jawaban itu lalu iblis menoleh kepada temannya dan berkata:”Ingatlah aku telah merusak Kyai yang ahli ibadah tadi sehingga ia menjadi ragu atas kekuatan Allah Taala”.
Pada hari selanjutnya iblis menemui orang alim dan mengajukan persoalan yang sama dengan ahli ibadah.Tanpa berpikir panjang orang alim itu menjawab:”ya dapat”.Iblis menyangkal selah-olah tidak percaya dan mengulangi pertanyaan itu untuk yang kedua kalinya.dengan membentak orang alim itu menjawab:”Ya,apakah saudara tidak yakin bahwa Allah Taala telah berfirman:’Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepaladanya:”Jadilah !” maka terjadilah ia”.(QS.Yaa siin:82).Iblismenjawab:”Ah,ya mohon maaf Kyai dan terima kasih” kemudian iblis berkata kepada bawahannya bahwa dengan cara demikianlah saudara bisa menggaek orang-orang bodoh yang ahli ibadah.(Asy Syaikh Badruddin,1985:320)
3. Kisah Syaikh Abdul Qadir al Jailani
Diceritakan oleh Syaikh: Suatu hari,dalam sebuah perjalanan di suatu tempat,aku merasa sangat haus karena berhari-hari tidak mendapatkan air.Tiba-tiba,segumpal awan memayungiku.Dari gumpalan awan itu ada sesuatu yang serupa embun menghampiriku.Akupun berusaha mengalirikannya.Namun,serta merta kulihat cahaya menerangi cakrawala,lalu sesosok bayangan menampakkan diri kepadaku.Ia berseru:”Hai Abdul Qadir,Aku Tuhanmu ! dan untukmu aku telah halalkan semua yang haram” maka aku menjawab:”Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk,terhinalah kau,hai terkutuk!”Ternyata, cahaya itu adalah kegelapan,dan sosok tersebut adalah asap.Sosok itu kembali berkata kepadaku:”Hai Abdul Qadir,engkau telah selamat dariku dengan ilmu yang engkau miliki,dengan kekuasaan Tuhanmu dan dengan kemuliaanmu.Padahal dengan cara seperti ini aku telah menyesatkan tujuh puluh orang ahli tariqat”.Aku berkata kepadanya:”Sungguh kekuatan dan kelebihan adalah milik Tuhanku” (Kitab Adab Adab as Sulut,dalam terjemahan Indonesia,2008:46).Dalam Kitab Tafrihul al Khotahir dituliskan:”Wahai Abdul Qadir engkau telah selamat dari godaan lantaran ilmumu atas hukum-hukum Tuhanmu yang andaikata ilmu itu tidak ada engkau pasti akan terjerumus”(Asy Syaikh Badruddin,185:320)
Dari kisah-kisah di atas nampak bahwa si alim lebih unggul daripada si ahli ibadah.Si alim memberi jawaban atas dasar pengetahuan yang diperolehnya dalam Al Quran sedangkan si ahli ibadah memberi jawaban tanpa dasar ilmu pengetahuan melainkan berdasarkan persangkaannya atau lintasan pikirannya.
a. Dalam kisah pertama Si Alim memberi jawaban berdasarkan pengetahuan dari Allah.Allah berjanji akan mengampuni dosa-dosa hamba-hamba-Nya yang kembali kepada-nya,yang menerima taubat hamba-Nya yang benar-benar bertaubat.Sebesar apapun dosanya,seseorang tidak boleh putus asa mengharap rahmat-Nya.Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.SI ahli ibadah memberi jawaban dengan melihat betapa besar kejahatan/dosa yang dilakukan orang itu dan apa yang didengarnya bahwa pembunuh nyawa manusia akan dimasukkan ke dalam neraka.Si ahli ibadah kurang memahami kekuasaan Allah bahwa sifat Rahman Allah dapat menghapus segala dosa-dosa.
b. Dalam kisah kedua Si Alim memberi jawaban atas dasar pengetahuan bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu,apapun bisa dilakukan-Nya dan itu muda bagi-Nya,hanya dengan kata ‘kun’(jadilah) maka terwujudlah yang dinginkannya.Janganlah bumi yang dimasukkan ke dalam telur,dimasukkan ke dalam lubang jarum saja bisa atau pada lubang yang lebih kecil daripada lubang jarum.sedangkan si ahli ibadah menjawab berdasarkan lintasan pikirannya bahwa langit dan bumi jauh lebih besar dibanding dengan telur,maka tidak mungkin langit dan bumi bisa masuk ke dalam telur tanpa merubah ukuran telur itu.
B. Si Alim dan ahli ibadah dalam beragama Islam
Allah Maha pengatur makhluk-Nya.Diturunkan-Nya peraturan (syariat) dalam urusan agama agar manusia memperoleh ketenteraman dan keselamatan hidup di dunia dan di akhirat.”Sesungguhnya Kami telah menurunkan syariat (peraturan) dalam urusan agama itu,maka ikutilah syariat itu dan janganlah mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”(Qs. Al Jaatsyah:6).Syariat yang benar adalah yang datang dari Allah sedangkan syariat yang bersumber dari hawa nafsu manusia adalah syariat yang salah atau batil.Syariat dari Allah dapat ditemukan dalam Al Quran dan Hadist sedangkan syariat yang berdasarkan hawa nafsu tidak memiliki dasar ilmu dalam Al Quran dan Hadist,melainkan berada dalam prasangka dan tradisi-tradisi nenek moyang.Sangat jelas perbedaan dalam masyarakat antara si alim dengan ahli ibadah dalam menjalankan agama Islam
1. Si alim dalam menjalankan agama
Dalam menjalankan agama,si alim berdasarkan pada ilmu pengetahuan,artinya dipercaya dan diamalkan ajaran yang memiliki dasar ilmu pengetahuan agama.Dasar ilmu pengetahuan agama adalah Al Quran dan Hadist dan ditinggalkan kepercayaan dan amalan yang tidak memiliki dasar ilmu pengetahuan.Mengikuti syariat Allah dan meninggalkan syariat manusia.Mereka berdasarkan pada Firman Allah:
”Sesungguhnya Kami telah menurunkan syariat (peraturan) dalam urusan agama itu,maka ikutilah syariat itu dan janganlah mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”(Qs. Al Jaatsyah:6)
“Janganlah kamu mengikuti apa-apa yang tidak ada pengetahuanmu tentangnya,sesungguhnya pendengaran,penglihatan dan hati semuanya akan dimintai pertanggungjawaban”(QS.Al Israa: )
Ahli ibadah melihat kebenaran bukan dari ulama siapa yang mengatakannya atau dari banyaknya orang yang mempercayai dan mengamalkannya,tetapi berdasarkan pada dalil syariat yaitu Al Quran dan hadist,berdasarkan Firman Allah:
“Kebenaran itu datangnya dari tuhanmu,maka janganlah kamu termasuk orang ragu” (QS.
“Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di muka bumi niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah”(QS Al An Aam:116)
“Jika kamu mengikuti manusia biasa yang seperti kamu maka niscaya kalau begitu kamu termasuk orang-orang yang merugi”(QS.
Si Alim tidak akan mengatakan sesuatu dalam urusan agama/keakhiratan kepada orang lain tanpa dasar sunnah (Al Quran) dan tidak akan melakukan sesuatu amalan yang tidak memiliki dasar sunnah,karena si alim tahu bahwa Allah dan Rasul-Nya melarang dan menolak amalan yang diada-adakan,amalan yang hanya berdasar pada tradisi nenek moyang atau persangkaan belaka.
“Allah mengharamkan mengada-adakan sesuatu terhadap Allah yang tidak kamu ketahui”(QS.Al A’raaf:33).
“(Apakah kamu akan mengikuti tradisi nenek moyangmu) sekalipun syaitan akan mengantarmu ke dalam api yang menyala-nyala ?”(QS.Luqman:21).
2. Si ahli ibadah dalam beragama Islam.
Ahli ibadah lebih mengutamakan kuantitas daripada kualitas ibadahnya.Mereka berusaha melakukan ibadah sebanyak-banyaknya.Apa yang dianggap baik kadang dianggapnya sebagai ibadah atau sesuatu yang memberi manfaat dalam kehidupan akhirat.Kebenaran dipandang dari banyaknya orang yang melakukannya atau yang disampaikan oleh tokoh-tokoh agama tanpa perlu menyelidiki apakah yang disampaikan oleh tokoh agama atau yang dilakukan oleh orang banyak memiliki dasar ilmu pengetahuan dalam Al Quran dan hadist atau Cuma ajaran yang dibuat-buat oleh sesamanya dimasa lampau.
Mereka menilai seseorang dari penampilan lahiriyahnya yaitu banyaknya ibadah yang dilakukannya tanpa mempersoalkan dasar sunnahnya.Bahkan kadang amalan sunnah dianggap bid’ah dan amalan bid’ah justru dianggap sunnah.Begitupun halnya keburukan seseorang,dipandangnya dari perbuatannya yang buruk atau karena tidak mengikuti amalan kebanyakan manusia di lingkungannya.Mereka kadang mengutuk orang lain dari keburukan perbuatannya atau menganggap sesat orang-orang yang tidak sepaham dengannya.Mereka dengan mudah menvonis orang lain sebagai orang kafir atau calon penghuni neraka yang meskipun bertaubat tidak akan diterima oleh Allah.Mereka menganggap bahwa dirinyalah yang benar dalam beragama,orang-orang alim dianggapnya sesat,padahal orang alim itu lebih mengetahui agama,lebih berkualitas ibadahnya daripada ahli ibadah.
C. Si Alim dan Ahli Ibadah menurut Al Quran dan Hadist.
“Sesungguhnya orang alim itu lebih berat bagi syaitan daripada seribu orang ahli ibadah (yang tidak alim)”(HR.Tirmidzi).
Beramal tanpa ilmu bagai makan tak bergizi perut kenyang tak berarti,jerih payah tak mendapat balasan.Sangat disayangkan orang berilmu tapi tak beramal
Orang berilmu tapi tak beramal bagai pohon yang tak berbuah
Banyak orang beramal tapi ikut-ikutan membangun tempat ibadah tapi dgn pakai uang haram.Banyak orang berimul tapi tidak diamalkan banyak yang diamalkan tapi tidak sesuai yang diajarkan.Beramallah dengan ilmu agar ibadah bernilai bernilai di sisi Allah.
Referensi:
1. Asy Syaikh Badruddin bin Abdullah.1985.Keajaiban Jin Menurut Al Quran dan Hadist,Toha Putera:Semarang.
2. Abu Faiz.Kisah Pembunuh Seratus Nyawa Masuk Surga.Majalah al Furqan Edisi 10 tahun ketujuh Mei-Juni 2008.
3. Syaikh Abdul Qadir al Jailani.2008.Raihlah Hakikat Jangan Abaikan Syariat (Terjemahan Kitab Adab as Suluk wa at Tawasshul),Pustaka Hidayah:Bandung.
Artikel Terkait
Hanya satu komentar pada "SI ALIM DAN AHLI IBADAH"
Anda harus login untuk berkomentar. Login Sekarang
Penulis Lainnya

armand
lembaga pengajar atau guru les privat ke rumah memudahkan kegiatan belajar untuk putra-putri anda http://be ...- Guru Les Privat Ke Rumah Bestalmamater Jakarta 05 November 2016 - 03:48
Komentar Terbaru
- Etos Kerja Guru PNS yang Buruk 10 Tahun yang lalu
- Cetak Kartu Digital NUPTK/PegID 9 Tahun yang lalu
- Bangga memiliki email user@madrasah.id 8 Tahun yang lalu
- Syarat Mengikuti Verval Inpassing 8 Tahun yang lalu
- KITAB SIAP PADAMU NEGERI v1.0 9 Tahun yang lalu
Kategori
- Lain-Lain (984)
- Pendidikan (446)
- Informasi Umum (360)
- Opini & Ide (218)
- Tips & Trik (192)
- Teknologi (94)
- Internet & Media Sosial (83)
Kaitan Populer
HUSNIJAL, S.HI
|tulisannya bagus, izin copy ya pak