Artikel Kategori // Buku

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENTAL ARITMATIKA BERBANTUAN ALAT PERAGA KONGKRIT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI SEGI EMPAT
DI MTs AL- KAUTSAR BATAM
TAHUN PELAJARAN
2012/2013
, ,
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
Email : bas.basri@ymail.com
ABSTRACK
Madi. Penerapan Model Pembelajaran Mental Aritmatika Berbantuan Alat Peraga Kongkrit Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Segi Empat di MTs Al-Kautsar Batam Tahun Pelajaran 2012/2013 Dibimbing oleh Al- Husni dan Nyamini.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII di MTs Al-Kautsar Batam Tahun Pelajaran 2012/2013 menggunakan model pembelajaran mental aritmatika berbatuan alat peraga kongkrit.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes dalam bentuk pilihan berganda pada materi segi empat. Kemudian soal yang telah dibuat diuji validitas dan reliabilitasnya.Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran mental aritmatika barbantuan alat peraga kongkrit belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa di MTs Al-Kautsar Batam Tahun Pelajaran 2012/2013. Untuk penerapan model pembelajaran mental aritmatika barbantuan alat peraga kongkrit di peroleh nilai rata-rata sebesar 76,25 dan simpangan baku (varian) 140,32 sedangkan model pembelajaran langsung diperoleh nilai rata-rata 71,79 dan (varian) 140,68.
Dari hasil uji hipotesis diperoleh = 1,439 dan = 2,004 dengan taraf signifikan 0,05 maka < sehingga diterima dan ditolak. maka penerapan model pembelajaran mental aritmatika berbantuan alat peraga kongkrit belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa di MTs Al-kautsar Batam tahun pelajaran 2012/2013. Di karenakan siswa masih sangat sulit untuk mengoptimalkan fungsi otak secara bersama-sama baik otak kiri maupun otak kanan.
Kata Kunci : Model pembelajaran mental aritmatika, alat peraga kongkrit, hasil belajar siswa.
A. PENDAHULUAN
Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 (1) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan dan pengajaran adalah salah satu usaha yang bersifat standar tujuan yang dengan sistematis terarah pada perubahan tingkahlaku menuju ke kedewasaan peserta didik. Perubahan-perubahan itu menunjukkan suatu proses yang harus dilalui. Tanpa proses itu tujuan tidak dapat tercapai. Proses yang dimaksud itu adalah proses pendidikan dan pengajaran.
Mental Aritmatika merupakan salah satu disiplin ilmu pengetahuan eksakta yang telah terbukti dan sangat berguna sebagai dasar pengembangan kerangka dan cara berpikir seseorang . Otak manusia terdiri dari dua bagian, yaitu otak kanan dan otak kiri. Penelitian menerangkan bahwa fungsi dari dua bagian otak itu sangatlah berbeda. Fungsi otak kiri lebih condong pada hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat matematika. Bagian otak ini merupakan pengendali intelligence quotient (IQ). Daya ingat otak bagian ini juga bersifat jangka pendek. Sedangkan kemampuan otak kanan berhubungan dengan perkembangan emotional quotient (EQ). Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta pengendalian emosi. Pada otak kanan ini pula terletak kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari, dan melukis. Dengan adanya perbedaan peran atau fungsi antara otak kiri dan kanan itu maka keduanya berjalan seiring dan saling melengkapi satu dengan yang lain. Akan tetapi,sekarang ini dalam pendidikan sering kali lebih pada mengoptimalkan atau mendayagunakan otak kiri sedangkan otak kanan kurang.
Salah satu upaya kita untuk dapat mengoptimalkan kerja otak adalah dengan penerapan model pembelajaran mental aritmetika. Model pembelajaran ini sangat berguna karena dapat memberi rangsangan kreatif pada otak sehingga potensi otak berkembang dan mencapai fungsi optimal. Dengan begitu, orang-orang yang mempelajari mental aritmatika akan mempunyai pemikiran (ide) cemerlang, kreatif dan inovatif.
Selain penggunaan sistem mental aritmatika dalam pembelajaran matematika, Alat peraga juga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar. Alat peraga mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit dan realistik. Pembelajaran aritmatika dengan menggunakan mental aritmatika berbantuan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi seluruh panca indra siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan cara mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan pikirannya secara logis dan realistis dalam mempelajari matematika. Dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasikan benda-benda (Alat Peraga) sehingga pelajaran tidak sekedar menerawang pada wilayah abstark, malainkan sebagai sebagai proses empirik yang konkrit yang realistik serta menjadi bagian dari hidup yang tidak mudah dilupakan.
Tujuan model pembelajaran mental aritmatika berbantuan alat peraga kongkrit sebagai berikut :
- Merangsang potensi otak sehingga berkembang dan mencapai fungsi yang maksimal.
- Melatih daya imajinasi dan kreativitas dan memfokuskan perhatian siswa, sehingga pendidik dapat menggunakan peraga dengan melihat benda yang sesungguhnya di luar kelas atau dalam kelas.
- Melatih daya logika dan sistematika berpikir menyajikan pembelajaran dengan memanfaatkan kehidupan nyata dalam rangka meningkatkan daya antusias siswa terhadap materi pelajaran.
- Melatih daya konsentrasi dan daya ingat sehingga membuat siswa menjadi lebih aktif berpikir dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis karena siswa tidak sekedar mengingat dan mendengarkan, namun mengembangkan pikirannya dengan fakta.
- Meningkatkan kecepatan, ketepatan dan ketelitian dalam menghitung.
- Menghibur siswa agar pembelajaran tidak membosankan.
B. METODE PENELITIAN
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini metode eksprimen. Menurut Arikunto (2006) “Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor – faktor lain yang mengganggu”.
Metode dalam penelitian menggunakan metode eksprimen metode ini di gunakan untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan hasil belajar antara kelompok kelas eksprimen dan kelompok kelas kontrol. Pada kelompok kelas eksprimen pembelajaran di lakukan dengan menerapkan model pembelajaran mental aritmatika berbatuan alat peraga, sedangkan kelompok kelas kontrol di berikan model pembelajaran langsung.
2.1.Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah :
i. Penerapan model pembelajaran mental aritmatika berbatuan alat peraga kongkrit untuk kelas ekprimen.
ii. Model pembelajaran langsung untuk kelas kelompok kontrol.
Tabel 1. Rancangan Penelitian
Penerapan Model Pembelajaran | Kelas | Posttest | |
Model Pembelajaran Mental Aritmatika Berbatuan Alat Peraga Kongkrit | Eksprimen | X | Y |
Model Pembelajaran Langsung | Kontrol | _ | Y |
2.2.Konsep Pengukuran Variabel Penelitian
- Variabel Bebas
Model Pembelajaran Mental Aritmatika Berbatuan Alat Peraga Kongkrit.
1) Definisi Operasional : Model Pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. Pada penelitian ini peneliti mengunakan dua model pembelajaran yang terdiri dari model pembelajaran mental aritmatika untuk kelompok kelas eksprimen dan pembelajaran langsung untuk kelompok kelas control.
2) Indikator: Penerapan dua model pembelajaran yang berbeda pada dua kelompok
3) Skala pengukuran : skala nominal.
4) Simbol = X
- Variabel Terikat
Hasil Belajar
1) Definisi Operasional : Hassil belajar adalah hasil yang dicapai atau yang dapat dikerjakan setelah siswa belajar, yang diperoleh dengan beberapa usaha yang berupa latihan maupun pengalaman.
2) Indikator: nilai tes diakhir pembelajaran
3) Skala pengukuran : skala interval
4) Simbol : Y
2.3. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah atau urutan-urutan yang harus dilalui atau dilakukan dalam penelitian.
Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan :
1) Mendefinisikan dan merumuskan masalah
2) Melakukan studi pustaka
3) Merumuskan hipotesis
4) Mengumpulkan data
5) Menentukan model atau desain penelitian
6) Mengolah data dan menyajikan informasi
7) Menganalisis dan menginterprestasikan
8) Membuat kesimpulan
2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
2.4.1 Populasi
Jadi populasi bukan hanya orang, tetap juga objek atau benda-benda alam yang lain. Populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang di pelajari tetapi meliputi seluruh karakter/ sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu sendiri. Untuk populasi dalam penelitian ini yaitu kelas VII-1 dan kelas VII-2 dengan jumlah 60 orang siswa.
Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu kelas VII-1 dengan jumlah siswa 32 orang dan merupakan kelas eksprimen, sedangkan kelas VII-2 dengan jumlah siswa 28 orang sebagai kelas control. Pengambilan sampel harus benar-benar dapat mewakili populasinya. Dengan demikian pengambilan sampel penelitian ini memiliki nilai yang strategi dalam kegiatan penelitian. Oleh karenanya prosedur pengambilan sampel penelitian ini harus didasarkan pada teknik-teknik tertentu yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan secara metodologi, agar dapat menghasilkan data penelitian yang valid dan pada akhirnya menghasilkan kesimpulan yang valid juga.
2.4.2 Teknik Pengambilan Sampel
Pada penelitian ini peneliti mengambil populasi siswa kelas VII-1 MTs Al-Kautsar Batam sebagai sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan memilih salah satu kelas sebagai kelas kelompok eksprimen dan kelas kelompok control.
Adapun langkah dalam pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan teknik sampel disproportionate stratified random sampling, teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah samplel, bila populasi berstrata tetapi kurang propesional.
2.4.3 Teknik dan instrumen Pengumpulan Data
Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah mengukur variabel penelitian dan alat pengumpulan data. Untuk mengukur variabel diperlukan instrumen penelitian dan instrumen ini berfungsi untuk digunakan mengumpukan data.
Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu metode tes. “Tes merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan, tugas, atau separangkat tugas yang mengenai materi yang telah di berikan kepada orang yang di tes”, (Hamzah B.Uno, 2011 ). Pada penelitian ini digunakan model tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa. Tes dalam penelitian ini berbentuk tes tertulis dengan bentuk pilihan ganda yang memuat beberapa pertanyaan soal matematika. Jika siswa menjawab benar diberi nilai 1, dan jika salah atau tidak menjawab diberi nilai 0.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif yaitu berupa angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dari hasilnya dan semuanya diuji menggunakan statistik.
- Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2010) Validitas adalah suatu pengukuran yang bertujuan untuk menguji validitas indikator.
Rumus Korelasi Product Moment
(Sugiyono 2011)
Dimana :
n = Jumlah Responden
x = Skor Indikator Yang Diuji
y = Total skor Indikator
= Koefisien Korelasi Antar Indikator Penerapan Model Pembelajaran dengan berbatuan alat peraga kongkrit terhadap hasil belajar:
- Jika > dan taraf signifikan 5%, berarti item (butir soal) pernyataan valid.
- Jika < dan taraf signifikan 5%, berarti item (butir soal) pernyataan tidak valid. (Sugiyono, 2011).
Berdasarkan tabel r, maka dapat diketahui nilai r tabel untuk sampel sejumlah28 orang dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka nilai r tabel adalah 0,381(Sugiyono, 2010). Berikut ini adalah hasil pengujian terhadap validitas data yang diuraikan pada tabel 20.
Tabel 2. Validitas Soal
Butir Soal | Validitas | ||
Soal No 1 | 0.401 | 0,381 | Valid |
Soal No 2 | 0,488 | 0,381 | Valid |
Soal No 3 | 0,473 | 0,381 | Valid |
Soal No 4 | 0,725 | 0,381 | Valid |
Soal No 5 | 0,725 | 0,381 | Valid |
Soal No 6 | 0,593 | 0,381 | Valid |
Soal No 7 | 0,599 | 0,381 | Valid |
Soal No 8 | 0,596 | 0,381 | Valid |
Soal No 9 | 0,545 | 0,381 | Valid |
Soal No 10 | 0,561 | 0,381 | Valid |
Setelah didapat instrument yang valid, instrument tersebut dilanjutkan dengan di uji reliabilitasnya.
- Uji Reliabilitas
Dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, dalam artian alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila di gunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Reliabilitas mengandung arti bagaimana suatu pengukuran dapat dipercaya.
Rumus:
( Sugiyono 2011)
= Reliabilitas instrumen
k = Jumlah butir pernyataan atau banyaknya soal
= Jumlah varians butir
= 1 –
= Variansi total
Kriteria pengambilan keputusan :
a. Jika > dengan taraf signifikan 5%, maka instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel.
b. Jika > dan taraf signifikan 5%, maka instrumen tersebut tidak reliabel dan tidak dapat d’igunakan. ( Sugiyono, 2011).
Tabel 3. Pengujian Reabilitas
n | Ket | ||||||
28 | 424 | 6994 | 20,5 | 0,874 | 0,874 | 0,381 | Reliabelitas |
Jika tabel r Product Moment dengan dk = N – 1 = 28 -1 = 27, signifikan 5%, maka diperoleh rtabel = 0,381.
Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil uji reliabilitas data menunjukkan bahwa data yang dikumpulkan dari uji tes pilihan ganda yang digunakan dalam penelitian ini terdapat adalah reliabel.
- Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.
Ujinormalitas bertujuan untuk mengetahui penyebaran hasil belajar pada objek penelitian. Fungsi uji normalitas dengan chi kuadrat adalah untuk mengetahui data distribusi normal atau tidak. Hasil pengujian normalitas data secara lengkap disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. distribusi normalitas
Variabel | Chi Kuadrat hitung | Chi Kuadrat tabel | ket |
X | 6,910 | 11,070 | Normal |
Y | 7,250 | 11,070 | Normal |
Data dikatakan normal jika Chi Kuadrat hitung < Chi Kuadrat tabel dengan taraf kesalahan 5%. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa X1, X2, dan Y masing-masing berdistribusi normal karena memenuhi kriteria kenormalan yang ditentukan.
- Uji Homogenitas
Menurut Sugiyono (2011),”Pengujian homogenitas berfungsi untuk mengetahui varians data bersifat homogen atau heterogen berdasarkan faktor tertentu”.
Rumus yang digunakan adalah :
Dengan rumus varians:
(sugiyono 2011)
Dimana:
= Varians sampel
n = Jumlah sampel
a. Jika >maka instrumen tersebut dapat dikatakan homogenitas
b. Jika < maka instrumen tersebut tidak reliabel dan tidak dapat digunakan.
Perhitungan uji homogenitas berfungsi untuk mengtahui varian data bersifat homogen atau heterogen berdasarkan factor tertentu. Hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut. Hasil pengujian reliabilitas data secara lengkap disajikan pada Tabel di bawah ini.
Tabel 5. Perhitungan Uji Homogenitas
N | ket | ||||
32 |
140,32
|
1,059 | 1,059 | 3,158 |
homogen |
28 | 148,68
|
Berdasarkan tabel diatas maka < maka data tersebut dikatakan homogen.
- Uji Hipotesis
Uji hipotesis kadang disebut juga “konfirmasi analisa data”. Keputusan dari uji hipotesis hampir selalu dibuat berdasarkan pengujian hipotesis nol. Ini adalah pengujian untuk menjawab pertanyaan yang mengasumsikan hipotesis nol adalah benar. Jadi untuk uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji hipotesis komparatif dua sampel. Apabila maka rumus yang digunakan polled varian.
Rumus Polled Varians :
(sugiyono, 2011)
Keterangan
: rata – rata sampel 1 : varians sampel 1
: rata – rata sampel 2 : varians sampel 2
n1 : banyaknya subjek sampel 1
n2 : banyaknya subjek sampel 2
Taraf signifikan 5% (α = 0,05 ) kriteria pengujian dua pihak thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima dan bila thitung < ttabel maka Ho di terima danHa di tolak. (sugiyono, 2011).
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh bahwa nilai fhitung (1,439) < ftabel (2,004) sehingga diterima dan ditolak.
Dari hasil penelitian yang di lakukan penulis di MTs Al-Kautsar Batam serta melakukan pengumpulan data, kemudian diolah berdasarkan statistik matematika ternyata data tersebut tidak sigmifikan. Oleh karena itu penerapan model pembelajaran mental aritmatika berbantuan alat peraga kongkrit pada materi segi empat belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa di MTs Al-Kautsar Batam tahun 2012/2013.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran mental aritmatika barbantuan alat peraga kongkrit belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa di MTs Al-Kautsar Batam Tahun Pelajaran 2012/2013. Untuk penerapan model pembelajaran mental aritmatika barbantuan alat peraga kongkrit di peroleh nilai rata-rata sebesar 76.25 dan simpangan baku (varian) 140.32 sedangkan model pembelajaran langsung diperoleh nilai rata-rata .71.79 dan simpangan baku (varian) 140.68.
Dari hasil uji hipotesis diperoleh = 1.439 dan = 2,004 dengan taraf signifikan 0,05 maka < sehingga diterima dan ditolak. maka penerapan model pembelajaran mental aritmatika berbantuan alat peraga kongkrit belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa di MTs Al-kautsar Batam tahun pelajaran 2012/2013.
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, maka penulis manyarankan kepada semua guru mata pelajaran matematika untuk dapat menciptakan inovasi yang variatif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran lebih aktif, kreatif dan menyenangkan.
Selanjutnya bagi peneliti, penerapan model pembelajaran mental aritmatika berbantuan alat peraga kongkrit pada materi segi empat di MTs Al-kautsar Batam belum dapat diterapkan karena siswa masih sangat sulit dalam menghafal serta mengoftimalkan kerja otak kiri dan otak kanannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2010. Mental Aritmatika Kenapa Tidak?. [Online] Tersedia: http://matematikaandromedha.blogspot.com/2010/02/mental-aritmetika-kenapa-tidak.html. [24 Februari .
Baharuddin. 2009. Pendidikan & Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Estiningsih. 2007. Penggunaan Alat Peraga Kongkrit sebagai Media Belajar. Jogjakarta: Diva Press.
Kamarudin. 2003. Model Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdarmakarya.
Pujiati. 2004. Penggunaan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika SMP.pdf..Tersedia:http//p4tkmatematika.org/download/smp/AlatperagaMatematika..
Rusman. 2012. Pendekatan dan Model Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdarmakarya.
Sudjana, nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Darmakarya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung :Alfabeta.
————. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta.
Syah, Muhibin. 2002. Penilaian Hasil Belajar dan Pembelajaran. tersedia: http://file.edu/Direktori/FIP-UPI.html..
Artikel Terkait
Anda harus login untuk berkomentar. Login Sekarang
Penulis Lainnya

Filadelfia School
Penulis ini masih malu-malu menuliskan sedikit tentang Biografinya- Mengapa harus sekolah di Filadelfia School ? 12 November 2014 - 02:54
Komentar Terbaru
- Etos Kerja Guru PNS yang Buruk 9 Tahun yang lalu
- Cetak Kartu Digital NUPTK/PegID 9 Tahun yang lalu
- Bangga memiliki email user@madrasah.id 7 Tahun yang lalu
- Syarat Mengikuti Verval Inpassing 7 Tahun yang lalu
- KITAB SIAP PADAMU NEGERI v1.0 9 Tahun yang lalu
Kategori
- Lain-Lain (983)
- Pendidikan (446)
- Informasi Umum (360)
- Opini & Ide (218)
- Tips & Trik (191)
- Teknologi (92)
- Internet & Media Sosial (80)
Kaitan Populer