Artikel Kategori // Lain-Lain
Hari ini cuaca agak mendung di rumah Pak Karto,sunyi senyap layaknya keluarga berkabung.Istrinya,Bu Rina, yang selama ini periang dan ceriwis,nampak murung dan hemat kata.Setetes air bening membasahi pipinya.Anak-anaknya pun lalu lapang tanpa sepatah kata.Burung beo yang terpajang di teras rumahnya pun ikut menyesuaikan diri,tak berani menyuarakan “Rina..,Rina…” sebagaimana yang lazim dilakukannya bila lagi lapar.”Sabarlah Bu atas kezaliman orang lain,kita jalani saja apa yang telah menjadi keputusan,kita doakan saja semoga Allah berpihak pada orang-orang yang terzalimi”,kata Pak Karto menghibur istrinya,berusaha menerangi hati istrinyayang lagi mendung,yang baru saja mengetahui bahwa suami dimutasi dari kedudukannya sebagai kepala sekolah menjadi guru bantu,dan dari kota dimutasi ke daerah terpencil.Istrinya sudah merinding bila membayangkan bagaimana hidup di daerah terpencil di kaki gunung… wahhhh…diingiin.
“Marno,kau selama ini yang dekat denganku.Kau udah tahu kan bahwa aku baru saja dimutasi.Ini sebuah kezaliman.Bukankah dalam negara demokrasi ini kita bebas mendukung dan memilih calon pemimpin yang sesuai dengan hati nurani kita” Kata Pak Karto pada teman sesama kepala sekolah diwaktu yang telah berlalu.Pak Marno bertetangga dengan Pak Karto yang di antarai oleh tiga rumah dan sebuah masjid.Di Masjid Pak Karto dan Marto sering ngobrol seusai shalat Magrib sambil menunggu waktu shalat Isya.Selain bertetangga,merekapun memiliki hubungan keluarga.Kakek Pak Karto sepupuh dua kali dengan nenek Pak Marno.Walau sudah berjauhan namun kini mereka akan semakin dekat,karena konon kabarnya mereka akan besanan.Anak Pak Karto yang baru saja diwisudah itu bertunangan dengan Jumaintang anak Pak Marno,yang nama Facebooknya Intan Shi Poetri Ayu Sayang Romi,yang lagi kuliah Sekolah Luar Biasa.Ya,luar biasa,karena dinas ini mendidik putra-putri bangsa yang luar biasa yang hanya satu tahun kuliah sudah bisa diwisudah sarjana.Bisa langsung honor dengan masa kerja lima tahun,seperti Romi,anak Pak Karto itu.”Betul Pak,pemilu itu langsung,umum,bebas dan rahasia”,sambung Pak Marno singkat.”Aku dimutasi karena ketahuan mendukung salah satu calon pemimpin dalam pemilukada di daerah kita ini”,tambah Pak Karto.”Bagaimana bentuk dukunganta sehingga bisaki dimutasi ?”,tanya Pak Marno.”Hati nuraniku kan ABG,saya yakin ABG akan menang dan akan mampu memajukan daerah ini,lagi pula ABG kan keluarga jadi kalo ABG naik,jabatan saya tentu akan naik,saya kan incar-incar menjadi Kepala Dinas Pendidikan.Ketika pendaftaran calon di KPU,aku ikut dalam rombongan calon,mungkin ada mata-matanya ABC yang mengambil gambarku sehingga terjadilah mutasi”,jawab Pak Karto.
“Saya ikut berduka atas musibah yang menimpaki Pak,inna lillahi wainna ilaihi rojiuun”,ujar Pak Marno.”Jangan bercanda Pak,seriuska ini.Ini bukan musibah tetapi dizalimi oleh orang lain”,Sanggah Pak Karto memandang sahabatnya.”Saya tidak bercanda,Pak.Bukankah Allah yang bilang kalau kita tertimpa sesuatu musibah,maka ucapkanlah inna lillahi wa inna ilaihi rojiuun,dan musibah itu bukan saja dalam bentuk kecelakaan atau kematian,melainkan kehilangan jabatanpun adalah sebuah musibah”,jelas pak Marno.
“Pak Karto,sebenarnya saya juga mendukung salah satu calon,cuman Kita itu Pak sedikit kesalahan teknik memposisikan diri dalam sebuah kompetisi politik.Yang namanya saja politik,ya… kadang berjalan di jalur rel dan kadang pula di luar rel.Para politikus berprinsip bahwa kalau berjalan melalui rel saja kita tidak akan menemukan perkembangan atau perubahan,tetapi kalau berjalan di luar rel maka kita akan bebas berkembang.Liat tu kereta api jalannya di situ-situ saja,tetapi bandingkan mobil yang tidak melewati rel bila berjalan ke mana saja,jadi banyak perkembangan atau kemajuan yang kita lihat atau kita peroleh.Dalam politik mesti ada permainan,ada yang menang dan ada yang kala.Kadang kita beruntung dan kadang kita buntung.Kadang kita dapat jabatan dan kadang kehilangan jabatan”Kata Pak Marno berusaha menyadarkan Pak Karto.”Politik itu kadang mengikuti aturan dan kadang pula melanggar aturan,tergantung pada kondisinya”,tambah Pak Marto.”Sebenarnya Kita itu Pak tidak dizalimi oleh siapapun.Kalau Kita merasa dizalimi karena jabatan dicabut lalu dilempar ke daerah pegunungan maka sebenarnya yang membuka jalan seperti itu adalah Kita sendiri Pak.Bapak kan tentu tahu bahwa menjelang dan setelah pemilukada adalah musin mutasi.Pada waktu-waktu itu para pejabat was-was dan takut pada mutasi,apalagi kalau sang pemenang memakai jurus “cuci gudang”.Kalau melanggar aturan atau kalau merasa tidak sejalan,ya siap-siaplah untuk dimutasi”,sambung Pak Marto.”Tapi saya ini kan tidak melanggar aturan”,timpal Pak Karno yang merasa dirinya tidak bersalah.”Memang Bapak mengatakan tidak melanggar aturan,tetapi aturanlah yang menganggap Kita telah melanggarnya.Coba cari Pak di mana letak pelanggarannya.Kita kan PNS,kita terikat Undang-Undang Kepegawaian yang mengharuskan kita netral dalam Pemilukada.Kalau pemerintah memberi pelajaran bagai PNS yang suka melanggar aturan maka itu adalah wajar.Pak,saya sudah lama menjadi kepala sekolah tapi karena saya selalu menjunjung aturan netralisasi dan kerahasiaan Pemilu maka posisi saya selalu aman,karena tidak ada aturan yang saya langgar”tambah Pak Marno.
“Pak,menurut sejarah,mutasi itu ada sebelum bumi ini dihuni oleh manusia dan itu terjadi karena sebuah pelanggaran”,kata Pak Marno.”Dari mana kau tahu ?” tanya Pak Karto meragukan sahabatnya.”Allah yang mengatakan seperti itu di dalam al Quran.Waktu itu Allah sudah membuat aturan yang melarang Adam mendekati pohon larangan.Nah,karena Adam melanggar maka Adam bersama istrinya dimutasi turun ke bumi yang penuh perjuangan,persaingan dan permusuhan.Padahal sebelum mutasi,Adam tinggal di dalam surga yang penuh dengan kenikmatan dan fasilitas yang lengkap.Adam tidak merasa dirinya dizalimi oleh Penguasa hidup,tetapi merasa menzalimi dirinya sendiri.Makanya Adam tidak menyalahkan siapa-siapa,amat menyesali dirinya dan memohon ampunan Allah.,uangkap Pak Marto,lanjutnya”Mutasi yang Kita alami sekarang tidak seberapa dibanding dengan mutasi yang telag dialami oleh nenek moyang kita.Adam itu kehilangan segala-galanya,kehilangan pakaian dan segala fasilitas surga.sedangkan kita hanya kehilangan jabatan.Kehilangan jabatan adalah sebuah nikmat,karena jabatan itu adalah amanah yang kelak kita akan pertanggung jawabkan.Allah mungkin tahu bahwa Kita di dalam jabatan telah banyak melakukan kebohongan ataupun kecurangan.Allah menghendaki Kita berhenti dari kebohongan dan kecurangan agar Kita tidak masuk neraka.Maka melului pemerintah Allah membebaskan Kita dari jabatan,supaya kelak di akhirat Kita tidak payah mempertanggung jawabkan sepak terjang kita di dalam jabatan kita di dunia.
“Pak,mutasi yang kita alami sekarang ini tdaklah seberapa dibanding mutasi yang akan kita hadapi nanti”tambah Pak Marno. “Mutasi apa lagi ?”,tanya Pak Karto nampak penasaran,mutasi apa lagi setelah kehilangan jabatan dan disingkirkan ke daerah terpencil.Adakah yang lebh parah lagi ?.Batin Pak Karto.
“Pak,Kita semua akan mengalami mutasi.Presiden,Gubernur,bupati dan pejabat apapun akan menghadapi mutasi yang dahsyat” ungkap Pak Karto. “Wah,kau ini kayak peramal saja “,timpal Pak karto.”Betul Pak,ini tidak bisa diragukan telah banyak yang mengalami dan kita semua pasti akan mengalami,yaitu mutasi ke alam kubur.Bila SK Mutasi telah dibawa oleh Malaikat Maut,maka tidak ada seorangpun manusia yang sanggup menolaknya atau menundanya walau sedetikpun,ingat Soekarno yang puluhan tahun menjadi presiden telah dimutasi,Ketua MPR Taufiq Kemas juga telah dimutasi ke alam kubur dan kita,mungkin esok atau lusa kena giliran dimutasi.Inilah mutasi yang dahsyat karena orang-orang yang dimutasi akan mengalami penyiksaan yang luar biasa,akan kehilangan segala harta dan keluarganya.Meraka akan pergi bersama dengan iman dan amal perbuatan yang telah diperbuatnya.Iman dan Amalnya itulah yang akan menentukan nasibnya kelak,apakah akan bahagia dalam penghormatan atau sengsara dalam penghinaan.Di sinilah kita akan lihat siapa yang dimutasi ke tempat yang tinggi dengan penuh kenikmatan dan siapa yang dimutasi ke tempat yang rendah dengan penuh penyiksaan”,sambung Pak Marno.
“Pak,mutasi yang ada sekarang kini tidak pantas kita takuti,karena kita tetap dimutasi dalam wilayah Indonesia,bukankah ketika kita akan menjadi PNS kita tetap menandatangani sebuah perjanjian bahwa siap ditempatkan di manapun dalam wilayah NKRI,yang harus kita takuti adalah mutasi ke alam kubur atau negeri akhirat.Kita harus selalu mempersiapkan diri menghadapi mutasi yang datangnya dari Yang Maha Kuasa,yang tidak memandang kedudukan,pangkat atau jabatan,semuanya akan dimutasi.Dan akan merasakan akibat dari apa-apa yang telah diperbuatnya sebelum dimutasi.Manakalah kita dimutasi ke alam kubur dengan perbekalan yang sedikit dan membawa banyak dosa,maka yakinlah bahwa hidup kita akan sengsara,penuh penyiksaan dan penghinaan,tak seorangpun keluarga ataupun sahabat yang dapat menolong kita,kecuali kalau kita meninggalkan anak saleh yang selalu mendoakan,meninggalkan ilmu yang dimanfaatkan oleh orang banyak dan sedekah yang selalu dimanfaatkan oleh masyarakat.Tetapi kalau kita lalai mendidik anak,tidak menyebarkan ilmu dan tidak pula beramal jariah,maka apalagi yang bisa diharap ?”ungkap Pak Marno.”Bukankah keluarga yang kita tinggalkan mengadakan acara selamatan dengan mengirim makanan dan pahala baca al quran atau tahlilan ?”sanggah Pak Karto.”Betul Pak !”,Jawab Pak Marno.Lanjutnya “Tapi apakah kita yakin bahwa acara selamatan itu akan sampai atau bermanfaat bagi orang mati ?,padahal Allah sudah bilang dalam al Quran bahwa manusia akan memperoleh balasan sesuai dengan apa yang telah diperbuatnya sewaktu hidup di dunia.bagaimana bisa kita akan memperoleh balasan baca al Quran kalau waktu hidup di dunia kita tidak pernah membaca al Quran ? dan rasulullah tdak pernah memerintahkan dan melakukan amalan seperti itu”.”Kalau mauki memperoleh kedudukan yang mulia bila kelak dimutasi ke alam akhirat” lanjut Pak Marno,” maka perbanyaklah bekal dan sebaik-baik bekal adalah
takwa,lakukan apa yang disyariatkan Allah dan tinggalkan amalan yang tidak disyariatkan Allah,karena melakukan amalan yang tidak disyariatkan maka itu Cuma membuang-buang waktu,materi dan tenaga,sedangkan amalan itu tertolak di sisi Allah.Jadi sabarki Pak kalau Cuma mutasi dunia,yang perlu kita takuti dan persiapkan adalah mutasi menuju alam kubur dan itu Pak ,Allah sudah memanggil kita untuk menuju kepada kemenangan,saya pamit dulu iya Pak,Assalamu alaikum”.”Wa alaikummussalam warahmatullahi wabarakatuh” balas Pak Karto mengakhiri pertemuan mereka karena azan Magrib sudah berkumandang di masjid,ayo kita shalat berjamaah.
Artikel Terkait
Anda harus login untuk berkomentar. Login Sekarang
Penulis Lainnya

Hj. ULPAH HASANAH, S.Pd.I
Penulis ini masih malu-malu menuliskan sedikit tentang Biografinya- MEMBINA PRILAKU REMAJA 29 December 2016 - 02:33
Komentar Terbaru
- Etos Kerja Guru PNS yang Buruk 10 Tahun yang lalu
- Cetak Kartu Digital NUPTK/PegID 9 Tahun yang lalu
- Bangga memiliki email user@madrasah.id 8 Tahun yang lalu
- Syarat Mengikuti Verval Inpassing 8 Tahun yang lalu
- KITAB SIAP PADAMU NEGERI v1.0 9 Tahun yang lalu
Kategori
- Lain-Lain (984)
- Pendidikan (446)
- Informasi Umum (360)
- Opini & Ide (218)
- Tips & Trik (192)
- Teknologi (94)
- Internet & Media Sosial (83)
Kaitan Populer