Tutorial DasarSIAP Wacana

Artikel Kategori // Pendidikan

Beranda / Pendidikan / Dilema Kurikulum 2013
Dilema Kurikulum 2013
5 Komentar | Dibaca 2242 kali

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sebuat pesan yang saya terima di dasbor Padamu Negeri mengenai penghentian penerapan kurikulum 13 dan sebuah surat yang tiba di sekolah juga tentang hal yang sama mendapat respon beragam dari guru-guru. Sebuah surat yang tertanda tangan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan “Bapak Anies Baswedan”.
Sebagai seseorang guru yang telah menerapkan kurikulum KTSP 2006 dalam pembelajaran dan sekarang kurikulum 2013. Menurut persepsi saya dengan latar belakang pengetahuan saya yang dangkal ini bahwa substansi kurikulum 2013 itu bagus, dasar filosofis kurikulum 2013 merupakan penyempurna kurikulum KBK 2004 dan KTSP 2006. Kurikulum 13 melihat siswa secara lebih holistik, berbagai aspek perkembangan siswa, baik itu spritual, sosial , knowledge n keterampilan diukur secara otentik, dan juga lebih transparant, Dalam melakukan penilaian pada kurikulum 13 ini menunjukan perbedaan dengan kurikulum KTSP, pada K13 seorang guru mengamati dan menilai perkembangan keempat aspek dengan instrument penilaian yang lebih representatif, selain itu pemahaman akan kompetensi keterampilan sangat berbeda antara KTSP dan K13, KTSP menganggap keterampilan itu secara sempit berupa prakarya, sementara keterampilan pada K13 diamati pada setiap butir kompetensi seperti keterampilan anak dalam berkomunikasi, terampil menyampaikan ide, terampil menulis dll,
Sangat disayangkan kurikulum 13 ini mendapat banyak kecaman dan suara sumbang dari berbagai pihak termasuk dari guru sendiri. Peluncuran kurikulum ini menurut saya terlalu terburu-buru, ketidaktersedian buku pembelajaran pada beberapa sekolah membuat suara sumbang disana sini, muatan materi pelajaran yang lebih sedikit dari materi yang ada pada KTSP juga perlu ditinjau ulang kembali,serta yang lebih parah lagi ketidak siapan guru meski sudah mendapatkan pendidikan mengenai kurikulum 13 juga menambah daftar catatan buruk pada pelaksanaan K13 ini.
Sebagai rakyat jelata dan seorang guru disekolah terpencil, saya hanya patuh menjalankan keputusan kebijakan dari pemerintah, Hanya saja saya tersenyum dalam hati gimana ya, wong rasanya baru kemaren saya didiklat mengenai penerapan kurikulum 13 dalam pembelajaran dan buku pelajaran kurikulum 13 yang dipesan Kepala sekolah baru datang, loh tiba-tiba distop, Saya jadi bertanya, ini siapa yang bingung ya? Saya yang bingung atau …………..

 
 
 
 
 
 
 
 
 
Harap tunggu, laporan sedang dalam proses submit....

Terdapat 5 Komentar pada "Dilema Kurikulum 2013"

  1. NENI SRIWAHYUNI HARTATI

     |
    January 5, 2015 at 8:03 pm

    Belum ada kepastian mengenai nasib kurikulum 2013 ini, benar2 dihentikan atau sekader isu saja ,,,,

  2. Zaid Buri Prahastyo

     |
    January 11, 2015 at 6:36 pm

    Kurikulum, bagaimana pun itu, adalah perangkat, ibarat tentara adalah senjatanya. Kenyataannya, nembak tidak pernah tepat sasaran, yang diganti oleh pemerintah (terdahulu) adalah senjatanya, padahal seharusnya personalnya lah yang diberi pelatihan yang cukup untuk menjadi eksekutor handal. Di tangan seorang Guru Profesional, kurikulum model apapun, akan indah hasilnya. Oleh sebab itu mas Anies ingin fokus pada pembenahan kualitas Guru . Sebab di tangan gurulah kualitas pendidikan itu ditentukan. So mari kita dengan apa yang kita miliki, lakukan mulai dari diri kita sendiri, menjadi pribadi yang mampu menginspirasi, sehingga apapun kurikulum yang digunakan, hasil didikan kita adalah pribadi yang mandiri dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi. God bless you, God bless Indonesia.

  3. NENI SRIWAHYUNI HARTATI

     |
    January 13, 2015 at 1:58 pm

    Setuju, kurikulum adalah senjatanya, sedang guru adalah person yang membidikkan senjata. dalam dunia kemiliteran bukan hanya person yang membawa senjata itu yang perlu diperhatikan tapi juga kecanggihan dari senjata yang dibidikkan itu juga memberikan pengaruh signifikant pada target sasaran. Dalam pendidikan, guru dan kurikulum harus berjalan seimbang, Kurikulum 13 yang bagus tidak dibarengi dengan kompetensi guru dan sarana prasarana pendukung misalnya saja belum tersedianya buku guru dan buku siswa untuk pembelajaran tidak akan membawa perubahan berarti pada peserta didik kita. kurikulum itu hanya tinggal di dokumen dan berkas2 guru, program pak anies untuk membenahi kualitas guru sangat tepat, tapi tetap saja kualitas kurikulum yang ibarat "senjata" dalam dunia kemiliteran juga harus terus dievaluasi…agar pendidikan kita dapat menghasilkan generasi mandiri yang tangguh dan berkualitas global. thanks for ur comment anyway, god bless u too.                                                       

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

  4. SAHABUDDIN

     |
    January 14, 2015 at 9:34 am

    Sebenarnya,konsep Kurikulum 2013 bagus,cuma dari sisi materi maupun sistem penilaian perlu ditinjau ulang agar tidak membingunkan dan merepotkan guru.Sebagai pelaksana di lapangan,saya benar-benar belum bisa melaksanakannya sampai akhirnya dicabut untuk sementara,berarti suatu saat akan berlaku lagi,yang tentunya yang lebih ideal bagi pemerintah dan ideal bagi guru yang akan menerapkannya.
     

  5. NENI SRIWAHYUNI HARTATI

     |
    January 14, 2015 at 1:10 pm

    Setuju sekali ………

     

     

     

Anda harus login untuk berkomentar. Login Sekarang

Penulis Lainnya

ayuk

Penulis ini masih malu-malu menuliskan sedikit tentang Biografinya
Daftar Artikel Terkait :  1
Layanan ini diselenggarakan oleh PT. TELKOM INDONESIA untuk dunia pendidikan di Indonesia.
Mari kita majukan bangsa Indonesia, melalui pemanfaatan Teknologi Informasi yang tepat guna
pada dunia pendidikan Indonesia.
Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan
versi 2.0