Tutorial DasarSIAP Wacana

Artikel Kategori // Opini & Ide

Beranda / Opini & Ide / Mari Menghitung Harga Kehidupan
Mari Menghitung Harga Kehidupan
2 Komentar | Dibaca 1854 kali

 

Jika kita mengamati tanah yang kita jejaki di sekitar kita, lautan yang terhampar luas, beraneka ragam kehidupan, dan langit yang indah dan megah. Kita akan menyadari bahwa alam semesta ini memiliki hukum-hukum yang mengaturnya, sehingga terciptalah keseimbangan dijagad raya yang luar biasa. Puncak keseimbangan itu telah membuat kita berada didunia. Kehidupan ini muncul dari perhitungan rumit sesuatu yang kompleks dan menakjubkan. Bayangkan saja peluang untuk terbentuknya alam semesta yang membentuk kehidupan ini menurut Penrose, seorang ahli probabilitas adalah 1:10^10^123 (10 pangkat 10 dipangkatkan kembali 123), sebuah angka peluang yang kecil sekali dan sangat sulit dijabarkan, bahkan melampaui 10^50 (probabilitas nol/mustahil terjadi karena kebetulan).

Kehidupan ini adalah sebuah proses. Butuh waktu yang lama untuk menciptakan sebuah kehidupan. Misalnya saja, butuh proses yang panjang selama 9 bulan untuk menunggu kita dapat terlahir ke dunia. Butuh kerja keras dan pengorbanan orang tua sehingga kita dapat muncul dan hidup didunia ini. Hidup ini adalah sebuah keajaiban yang patut kita syukuri. Hasil dari perjuangan kita dari sebuah titik sperma yang berkompetisi mengalahkan ratusanribu sperma lainnya menuju sel telur, dan pengorbanan bertriliun-triliun kehidupan sebelumnya – perjuangan orang tua kita, nenek kakek kita, kakek buyut kita dan seterusnya sampai satu titik awal yang mengawali semuanya, Allah sang pencipta…

 

Menghitung Harga Sebuah Kehidupan

Apabila kita sudah merasa bosan dan tidak sabar ketika menunggu seseorang selama 1 jam, tak akan terbayang begitu lamanya alam semesta tercipta sampai proses terbentuknya kehidupan di dunia ini. Alam semesta tercipta sejak lebih dari 13 miliar tahun yang lalu. Planet bumi, tempat kita berpijak, tercipta saat alam semesta berumur 9,2 miliar tahun. Berarti, saat ini umur bumi sudah cukup tua, yakni 4,6 miliar tahun. Kehidupan dibumi baru muncul sejak 3,5 miliar tahun yang lalu. Dan kita, manusia modern (homo sapiens)/keturunan nabi Adam baru saja muncul 150 ribu tahun lalu. 150 ribu tahun merupakan angka yang sangat sebentar di bandingkan umur alam semesta, akan tetapi masih terasa sangat lama apabila dibandingkan angka maksimal umur manusia saat ini yang mencapai 120 tahun-an.

Umur kita dibandingkan alam semesta hanyalah setitik debu diantara pasir pantai. Kita berada di dunia ini apabila dibandingkan dengan umur alam semesta ibaratnya lebih singkat dari kedipan mata. Hal inilah yang membuat hidup kita sangat berharga. Karena hidup sangat singkat dan terbatas. Sesuatu yang amat terbatas dan singkat adalah hal langka yang membuatnya sangat berharga. Seperti sebongkah berlian, menjadi tak ternilai harganya karena merupakan keindahan yang amat langka bagi manusia.

Maka adalah sebuah kebodohan tiada tara ketika kita mengisi hidup yang amat berharga ini dengan hal yang sia-sia. Sudah sepatutnya kita menikmati hidup ini dengan mensyukuri segala nikmat yang telah Tuhan berikan, dengan cara mengisinya dengan kebaikan. “Demi Masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS Al-‘Ashr 103:1-3)

Sekarang mari kita merenungi waktu yang terpakai didalam kehidupan kita. Jika jangka waktu usia kita rata-rata 63 tahun dan waktu yang kita gunakan untuk tidur atau beristirahat adalah 8 jam sehari, maka waktu yang kita gunakan untuk tidur adalah 21 tahun. Jadi, kalau 63 tahun dikurangi waktu tidur 21 tahun, maka aktivitas dalam hidup yang kita lakukan hanya selama 42 tahun.

Dan… Kalaupun setiap hari kita menunaikan shalat wajib 5 waktu (seandainya setiap satu waktu untuk shalat itu 5 menit), maka: 5 x 5 = 25 menit. Berarti, dalam 1 hari, kita menghadap kepada Allah (shalat) hanya 25 menit saja. Dalam 1 minggu berarti 175 menit. Dalam 1 bulan berarti 700 menit. Dan dalam setahun berarti sekitar 8400 menit (140 jam saja).

Jika kita mati pada umur 63 tahun, berapa menitkah waktu yang kita gunakan untuk menghadap (beribadah) kepada Allah SWT?. Sangat sedikit sekali..

Oke, mari kita belajar menghitung setiap detik yang kita lewati agar tidak berlalu dengan sia-sia, lagi…

 

Kehidupan dan Proses Panjang

Sepiring nasi yang kita makan, merupakan sebuah hasil dari proses yang amat panjang. Dari mulai pemilihan benih padi, penanaman sampai membuahkan hasil buliran padi, pengolahan menjadi beras, proses ditribusi dan pemasaran melalui penjualan dari tangan ke tangan. Sampai akhirnya kita olah menjadi sepiring nasi yang kita makan. Maka syukurilah setiap nasi yang kita kunyah itu, walaupun tampak sebagai sebuah bentuk yang remeh.

Kehidupan dengan proses panjangnya memberikan makna bagi kita semua. Bahwa segala macam hal yang kita nikmati di dunia ini merupakan hal yang begitu anggun untuk kita syukuri. Bayangkan semua proses panjang dan rumit itu mengajarkan kepada kita sebuah arti bahwa hidup merupakan perjuangan dan usaha, yang membutuhkan sebuah proses yang sulit. Bukan hasil dari sesuatu yang instan. Hidup adalah sebuah perjuangan dan keindahan yang harus kita jaga dan lestarikan dengan berbagai kebaikan.

Belajar dari Thomas Alva Edison, Ia menghabiskan uang 40.000 dolar dalam waktu 2 tahun dan 6000 bahan yang telah diuji. Ia menggabungkan 3000 teori yang telah ada dan meringkasnya menjadi 2 teori saja. Dan akhirnya, setelah menemui kegagalan sebanyak 8889 kali, pada tanggal 21 Oktober 1879, lahirlah lampu pijar listrik pertama yang mampu menyala selama 40 jam. Di tahun 1882, Edison memasang lampu-lampu listrik di jalan-jalan, dan rumah-rumah sejauh 1 km di kota Newyork. Hal ini pertama kalinya didunia, jalan-jalan diterangi oleh cemerlangnya cahaya lampu dan manfaat yang kita tidak dapat hitung saking banyaknya. Thomas Alva Edison merupakan contoh sebuah kehidupan yang produktif, tercatat semasa hidupnya memegang 1.093 paten, orang jenius dan terkaya di zamannya dikarenakan pantang menyerah dalam berproses.

Marilah kita intropeksi diri. Seberapa banyak waktu yang sudah kita buang percuma?. Seberapa banyak menit yang kita pergunakan untuk maksiat?. Seberapa jam waktu yang kita gunakan untuk menunda pekerjaan?. Berapa waktu yang kita gunakan untuk melalaikan kebaikan?. Berapa banyak waktu yang dilakukan untuk melambatkan kegiatan?.

Seiring berlalunya kehidupan fana ini. Mari kita menghargai setiap detik yang kita lewati, karena hidup amatlah berharga. Maka sudah seharusnya kita mengisi hidup ini dengan hal yang positif & produktif. Ingatlah bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dengan sebuah proses. Maka kitapun dalam mencapai keindahan dunia dan akhirat ini melalui suatu proses pula. Belajar, berusaha dan bekerja dalam hal yang baik adalah cara kita mensyukuri dan menghamba kepada sang maha pencipta.

Wallahu a’lam bishawab…

 

16-11-2014

Harap tunggu, laporan sedang dalam proses submit....

Terdapat 2 Komentar pada "Mari Menghitung Harga Kehidupan"

  1. raiswan

     |
    January 7, 2015 at 8:50 am

    good

  2. SAHABUDDIN

     |
    January 14, 2015 at 9:07 am

    Tulisan yang penuh makna,mudah-mudahan Allah senantiasa membimbing kita untuk memanfaatkan waktu/jatah hidup kita dengan sebaik-baiknya

Anda harus login untuk berkomentar. Login Sekarang

Penulis Lainnya

YUSUP

terlahir dari keluarga yg pas - pasan,menggabdi kepada pemerintah,bangsa dan negara yang dikenal dengan ist ...
Daftar Artikel Terkait :  1
Layanan ini diselenggarakan oleh PT. TELKOM INDONESIA untuk dunia pendidikan di Indonesia.
Mari kita majukan bangsa Indonesia, melalui pemanfaatan Teknologi Informasi yang tepat guna
pada dunia pendidikan Indonesia.
Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan
versi 2.0