Tutorial DasarSIAP Wacana

Artikel Kategori // Lain-Lain

Beranda / Lain-Lain / Apakah Kita Bangsa yang tidak punya Etika
Apakah Kita Bangsa yang tidak punya Etika
0 Komentar | Dibaca 1168 kali
HUSNIJAL, S.HI @husnijal
12 February 2015

etikaSUDAH hampir setengah jam ku duduk-duduk di bangku konter Sari Sell menunggu henpon ku yang rusak diperbaiki, aku (kita) bangga memiliki henpon bermerek cross, karena buatan Negara Cina, negara maju dan bersih, yang tidak pernah menjajah negri ini.
Menurutku. Hp Cina memang lebih bagus dibanding Hp Jepang. Kata tukang, hp ku itu rusak pada bagian mikroponnya. Itu lah sebabnya suara kita tidak terdengar oleh kawan bicara.

lamunanku dalam penantian itu dibuyarkan oleh suara brisik sebuah sepeda motor seorang remaja yang datang ingin membeli pulsa. Spontan saja ku mendapat ide untuk menulis catatan ini. Yang ku beri judul
"Bangsa yang tak beratika Lagi "
Anak ini dulu pernah dengan lantang menyebut nama orang yang sangat di hormati dan disegaini di ibu kecamatan ini.
Dengan lantang saja dia menyebut nama bapak itu, seperti memanggil ke adiknya saja, tanpa embel-embel, seperti bapak, mamak atau abang. Padahal usia orang yang disebutnya dengan lantang itu melebihi usia ayahnya.
Meskipun orang yang disebut namanya itu tidak berada disitu, kalau dia punya etika, bagusnya kan dia tetap pakai tuturan. ??
Ternyata sifat seperti itu sudah lumrah di negri ini. Tak beretika dan sopan santun, tidak pandai menghormati orang yang lebih tua.
Biasa terdengar di televisi, ditulis dikoran bahkan di warung warung, mulai dari anak anak sampai orang orang tua menyebut nama mantan presiden Suharto, hanya dengan sebutan Suharto saja. Tanpa sebutan yang bersifat menghormati. Padahal bapak Suharto sebaya dengan kakeknya.
Menyebut nama SBY, cuma dengan SBY saja. Apalah salahnya dengan menyebut bapak SBY. Bapak Jokowi, atau lebih sopanya bapak presiden.
Bapak Gusdur, ibu Megawati, bapak Bj Habibi. Dan sebagainya. Meskipun mereka tidak berada di dekat kita. Tetapi Fans atau pengikut setianya terkadang berada didekat kita.
Parahnya lagi. Kepada abang becak biasanya mereka memanggil, "becak" saja.
Memanggil tukang panjat kelapa, biasanya memanggil, "Beruk" saja. Coba, kira-kira sakitkah terasa anaknya, bila mendengar ayahnya dipanggil dengan beruk, sakitkan ???
Dalam suasana-suasana tertentu, yang memungkinkan mari kita tegur anak-anak yang tak ada aturan dalam bertutur ini. Tentu, dimulai dari diri sendir terlebih dahulu. Kalau orang yang lebih tua panggillah dengan kakak, abang uni dan sebagainya. Ajari anak anak bertuturan kepada orang yang lebih tua. Tanpa menyebut namanya. Misal ,ayah oncu, ayah ketek, ayah itom dan sebagainya. Bangsa yang bagus adalah bangsa yang beratika.
Semoga hendaknya anak-anak yang yang lebih muda juga akan memanggi l kita dengan sebutan yang baik dan bagus pula.

 
 
 
Harap tunggu, laporan sedang dalam proses submit....

Anda harus login untuk berkomentar. Login Sekarang

Penulis Lainnya

ANDIN SUDIRMAN

Lahir dari seorang ayah dan ibu yang taat dalam menjalankan ajaran agama juga sebagai seorang keluarga peta ...
Daftar Artikel Terkait :  1
Layanan ini diselenggarakan oleh PT. TELKOM INDONESIA untuk dunia pendidikan di Indonesia.
Mari kita majukan bangsa Indonesia, melalui pemanfaatan Teknologi Informasi yang tepat guna
pada dunia pendidikan Indonesia.
Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan
versi 2.0