Artikel Kategori // Lain-Lain
Di era globalisasi ini di mana persaingan hidup antarpribadi dan antarbangsa semakin ketat,seharusnya manusia berlomba-lomba mencari ilmu pengetahuan dan penguasaan teknologi guna menghadapi pasar bebas.Tetapi yang terjadi justru manusia berlomba-lomba mengumpulkan batu alam.Kini batu alam menjadi tren dalam masyarakat dunia,seakan-akan kita kembali ke zaman batu dengan nuansa yang berbeda.Siswa-siswa di sekolahpun sudah mulai ramai membicarakannya bahkan sudah ada yang memakainya.Anak yang masih ingusan pun tertarik pada pesona abatu alam yang disebutnya "batu macca".
Pada zaman prasejarah,manusia berlomba-lomba mencari batu untuk dipakai dalam keperluan hidup,antara lain untuk bercocok tanam,berburu atau berperang,tetapi di zaman modern ini beda,manusa berlomba-lomba mencari batu untuk pelengkap cincin dengan berbagai motivasi/tujuan.
Ada yang membeli dan memakai sebagai perhiasan belaka,itu boleh dan Rasulullah SAW pun pernah melakukannya.
Ada yang membeli dan memakai sebagai lambang keberadaan status ekonomi,artinya semakin banyak batu cincin atau semakin mahal batunya maka semakin tinggi pula status ekonomi,sampa orang miskinpun berusaha memakainya agar kelihatan kaya.Kalau ini perlu hati-hati jangan sampai mengarah kepada kesombongan,dan merendahkan orang lain yang tidak memakai batu cincin,kesombongan dilarang dalam agama.
Ada pula yang membeli dan memakai karena memiliki keyakinan tertentu,misalnya untuk kekayaan,kekebalan,kewibawaan dan sebagainya.Nah kalau dihubung-hubungkan dengan kepercayaan maka itu sudah mengarah kepada kesyirikan yang dilarang dalam agama.
Memburu batu akik/batu cincin bukan digemari oleh orang-orang dewasa,kalangan anak-anak yang duduk di bangku SD atau SMP pun banyak yang menggemarinya dan menjadikannya bahan obrolan yang menarik,di antara pelajar ada yang memakai batu cincin ke sekolah.Oleh karena itu,dibutuhkan peran guru dalam memberikan pemahaman terhadap anak-anak,jangan sampai batu cincin itu membuatnya tersesat dalam kesyirikan atau membuatnya bolos karena keasyikan mengurusi batu cincin kesyangannya. Kesimpulannya,boleh-boleh saja membeli dan memakai batu cincing asalkan tidak mengandung kesombongan dan kesyirikan.
Artikel Terkait
Anda harus login untuk berkomentar. Login Sekarang
Penulis Lainnya

Kian Santang
Nothing- JADWAL PENAMPILAN PESERTA PADA FESTIVAL REYOG NASIONAL XXII PERAYAAN GREBEG SURO 2015 – PONOROGO INDONESIA 06 October 2015 - 03:10
- Durian Lokal Jadi Daya Tarik Wisatawan Telaga Ngebel 12 March 2015 - 01:07
- HHVM 04 March 2015 - 04:19
Komentar Terbaru
- Etos Kerja Guru PNS yang Buruk 10 Tahun yang lalu
- Cetak Kartu Digital NUPTK/PegID 9 Tahun yang lalu
- Bangga memiliki email user@madrasah.id 8 Tahun yang lalu
- Syarat Mengikuti Verval Inpassing 8 Tahun yang lalu
- KITAB SIAP PADAMU NEGERI v1.0 9 Tahun yang lalu
Kategori
- Lain-Lain (984)
- Pendidikan (446)
- Informasi Umum (360)
- Opini & Ide (218)
- Tips & Trik (192)
- Teknologi (94)
- Internet & Media Sosial (83)
Kaitan Populer