Artikel Kategori // Buku
Banyak teman-teman guru yang bertanya, untuk apa saya capek-capek menulis buku, yang kemudian hanya diterbitkan melalui penerbit indi? Sudah capek harus bayar pula.
Saat ini, penerbit indi, sudah tak terhitung jumlahnya. Ada yang mahal, ada juga yang gratis. Banyak layanan yang ditawarkan oleh mereka, yang tentunya disesuaikan dengan budget yang kita keluarkan. Biasanya mereka sudah memiliki daftar harga layanan yang mereka berikan. Kita tinggal memilih paket penerbitan mana yang sesuai dengan kocek.
Bila dibandingkan dengan penerbit mayor, penerbit indi tentu saja memiliki perbedaan yang sangat besar. Karena pada dasarnya, ketika kita menerbitkan buku melalui penerbit indi, adalah sama saja dengan kita mencetak buku sendiri. Sehingga dalam prosesnya kita juga harus merogoh kocek sendiri. Karena kita menerbitkan buku sendiri, tentu saja tidak ada penyeleksian naskah yang dilakukan oleh penerbit indi. Apapun tulisan kita, genre apa saja, selama tidak menyinggung SARA, akan langsung diterbitkan. Sekali lagi, karena sebenarnya kita lah yang menerbitkan buku tersebut. Bahkan bila buku tersebut tidak didaftarkan ISBN-nya, maka hal ini bisa disebut murni printing service. Tapi bila kita mengambil layanan untuk mendaftarkan ISBN untuk buku kita, maka buku kita tersebut berstatus diterbitkan oleh penerbit indi tersebut.
Lalu untuk apa saya ikut-ikutan nulis buku, dan menerbitkannya melalui buku indi?
Pertama, saya menulis karena hobi. Jadi ketika saya sudah menyelesaikan sebuah tulisan, ada sebuah perasaan lega dan senang yang saya rasakan.
Kedua, untuk bisa menembus ke penerbit mayor, tentu saja tulisan kita harus sudah memiliki kualitas dan nilai jual yang tinggi. Dan tulisan saya tentulah masih jauh dari kualitas standar penerbit mayor, karena memang masih ada di tahap belajar menulis. Karenanya, penerbit indi adalah solusi alternatif untuk membiarkan hobi menulis saya tetap hidup. Meski sebenarnya ada ruang lain bagi saya untuk menulis, yakni blog saya yang beralamatkan Se-Suatu.blogspot.com.
Ke tiga, saya hanya ingin menunjukkannya kepada para anak didik saya. Siapa tahu, buku sederhana saya itu bisa membangun bakat dan minat mereka dalam dunia tulis menulis. Saya selalu bermimpi, salah satu di antara mereka nantinya akan ada yang benar-benar menjadi penulis profesional. Semakin cepat mereka menemukan bakat dan minatnya, tentu akan semakin bagus bagi mereka, karena mereka akan mulai belajar dan mengasahnya sedini mungkin.
Mereka cukup antusias menyambut buku tersebut, dan meminjamnya secara bergantian. Terutama buku yang berjudul Sepeda Untuk Fandi, karena isinya adalah cerita anak. Sedangkan buku yang berjudul Sayap Kupu-kupu lebih sering dipinjam anak-anak MTs. (Wasilatul Huda) dan SMAI (Wasilatul Huda) dari pada anak-anak MI (Wasilatul Huda), karena isinya adalah kumpulan cerpen yang temanya tak sesuai dengan usia mereka.
Well, itulah alasan beberapa alasan saya untuk apa menerbitkan buku di penerbit indi.
Artikel Terkait
Terdapat 2 Komentar pada "Tentang Menerbitkan Buku di Penerbit Indi"
Anda harus login untuk berkomentar. Login Sekarang
Penulis Lainnya

Rahmat Santana
Penulis ini masih malu-malu menuliskan sedikit tentang Biografinya- Mensukseskan Program Pemberian Kesetaraan bagi Guru Bukan PNS (GBPNS) 07 October 2014 - 01:14
Komentar Terbaru
- Etos Kerja Guru PNS yang Buruk 8 Tahun yang lalu
- Cetak Kartu Digital NUPTK/PegID 8 Tahun yang lalu
- Bangga memiliki email user@madrasah.id 7 Tahun yang lalu
- Syarat Mengikuti Verval Inpassing 6 Tahun yang lalu
- KITAB SIAP PADAMU NEGERI v1.0 8 Tahun yang lalu
Kategori
- Lain-Lain (979)
- Pendidikan (439)
- Informasi Umum (359)
- Opini & Ide (218)
- Tips & Trik (191)
- Teknologi (87)
- Internet & Media Sosial (80)
Kaitan Populer
Teguh Dwicaksana
|Keren kak, langsung kasih contoh ke anak didik bukan hanya berteori. Salut.
ATHO'URROHMAN
|Hehe, makasih, Pak.