Artikel Kategori // Lain-Lain

Anakku, lihatlah…
Di sudut-sudut kota sana
Anak-anak jalanan menengadahkan tangan
Mengemis, mengamen, mencuri, merampok
Demi memenuhi hak perut lapar mereka
Dengarlah…
Di kolong-kolong jembatan sana
Janda-janda nestapa merintih pedih
Mengais timbunan sampah demi sesuap nasi
untuk membungkam tangis kelaparan anak-anak mereka
Perhatikanlah…
Di persimpangan jalan sana
Para ayah susah payah membasuh peluh
Mengabaikan teriakan letih tubuh mereka
Menegakkan perut lapar mereka
Berjuang menaklukkan hari
Pulang membawa sebungkus nasi impian anak-anak mereka
Dengarlah jua…
Mulut-mulut yang mencibir makanan kampung
Yang disajikan dengan penuh tetesan peluh
Yang mengerang kala perut tak terpuaskan
Yang mengaum kala harta tak terbagi sama rata
Duhai anakku
Apa yang telah kita punya ketika kita lahir dari rahim ibunda?
Apa yang akan kita miliki ketika kita mati dan dikubur nanti?
Tidakkah kita wajib bersyukur?
_______________________________________
Bantul, Oktober 2009
Puisi ini dibuat sebagai bentuk kekecewaan atas hasil kerja keras dalam kepanitiaan workshop yang tidak dihargai oleh peserta workshop dan justru mendapat cibiran.
Artikel Terkait
Anda harus login untuk berkomentar. Login Sekarang
Penulis Lainnya

rizal
Penulis ini masih malu-malu menuliskan sedikit tentang Biografinya- Aplikasi membuat file PDF melalui PHP 06 March 2014 - 02:18
- Drupal CMS (Content Management System) 20 February 2014 - 03:14
- Cara Menginstal OrangeHRM 17 February 2014 - 01:27
Komentar Terbaru
- Etos Kerja Guru PNS yang Buruk 9 Tahun yang lalu
- Cetak Kartu Digital NUPTK/PegID 9 Tahun yang lalu
- Bangga memiliki email user@madrasah.id 8 Tahun yang lalu
- Syarat Mengikuti Verval Inpassing 7 Tahun yang lalu
- KITAB SIAP PADAMU NEGERI v1.0 9 Tahun yang lalu
Kategori
- Lain-Lain (983)
- Pendidikan (446)
- Informasi Umum (360)
- Opini & Ide (218)
- Tips & Trik (192)
- Teknologi (92)
- Internet & Media Sosial (83)
Kaitan Populer