Artikel Kategori // Lain-Lain

Limbah domestik atau buangan rumah tangga merupakan penyumbang terbesar pencemaran serta kerusakan pesisir di Indonesia. Menurut Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Heru Waluyo, pada tahun 2015, pencemaran pesisir 70% disebabkan oleh limbah domestik dari pemukiman sekitar yang biasanya tidak dilakukan pengolahan sama sekali. Karenanya, upaya pengolahan limbah domestik bagi pemukiman di kawasan pesisir sangat dibutuhkan.
JC 2 in 1 adalah judul penelitian yang kami lakukan menggunakan tanaman Jarak Pagar (Jathropa Curcas L) untuk mengolah air limbah domestik pesisir melalui sistem subsurface constructed wetland atau lahan basah aliran bawah permukaan. Proses pengolahan limbah dengan subsurface constructed wetland menitikberatkan pada pemanfaatan simbiosis antara tanaman dengan mikroorganisme yang ada pada media di sekitar perakaran (Rhizosphere) tanaman tersebut. Bahan organik yang terdapat dalam air limbah akan dirombak oleh mikroorganisme menjadi senyawa lebih sederhana dan akan dimanfaatkan oleh tumbuhan sebagai nutrien, sedangkan sistem perakaran tumbuhan akan menghasilkan oksigen yang dapat digunakan sebagai sumber energi/katalis untuk rangkaian proses metabolisme bagi kehidupan mikroorganisme. Dalam penelitian ini, digunakan lahan basah buatan dalam sebuah kotak kecil berukuran 50 cm x 36cm x 30 cm dengan jumlah tanaman sebanyak 4 sampai 9 batang. Pada saat running atau pengoperasian sistem, air limbah akan dilewatkan pada bagian bawah media yang terdiri atas kerikil dan pasir serta sistem perakaran tanaman Jarak Pagar. Selama air limbah kontak dengan bagian bawah media serta perakaran Jarak Pagar itulah terjadi proses degradasi oleh mikroorganisme serta mekanisme penyisihan fisik seperti filtrasi dan sedimentasi. Proses biologis oleh mikroorganisme akan menyisihkan senyawa organik seperti BOD dan COD yang terdapat dalam air limbah. Sedangkan mekanisme penyisihan fisik seperti filtrasi dan sedimentasi akan menyisihkan TSS air limbah sehingga effluent atau air luaran dari outlet akan lebih jernih.
Hasil penelitian yang kami peroleh menunjukkan bahwa subsurface constructed wetland dengan tanaman Jarak Pagar mampu menyisihkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem Subsurface Constructed Wetland dengan tanaman Jarak Pagar mampu menyisihkan COD sebesar 38-85% dan TSS sebesar 75-91%. Sementara itu, kinerja terbaik ditunjukkan oleh reaktor dengan debit 8 ml/menit dan jumlah tanaman 9 batang yang mencapai efisiensi penyisihan COD (84, 75%) dan TSS (87,5%). Selain itu, secara fisik, air hasil pengolahan sistem ini tampak lebih jernih dan tidak lagi berbau. Sistem subsurface constructed wetland dengan tanaman Jarak Pagar tidak hanya bermanfaat untuk mengatasi persoalan limbah domestik. Selama ini, Jarak Pagar dikenal sebagai salah satu sumber energi alternatif. Karenanya, secara tidak langsung sistem subsurface constructed wetland dengan tanaman Jarak Pagar ini juga ikut mendorong pengembanga energi alternatif di Indonesia. (RS)
Artikel Terkait
Anda harus login untuk berkomentar. Login Sekarang
Penulis Lainnya

MEGA KUSUMANINGTIAS
Penulis ini masih malu-malu menuliskan sedikit tentang BiografinyaKomentar Terbaru
- Etos Kerja Guru PNS yang Buruk 9 Tahun yang lalu
- Cetak Kartu Digital NUPTK/PegID 9 Tahun yang lalu
- Bangga memiliki email user@madrasah.id 7 Tahun yang lalu
- Syarat Mengikuti Verval Inpassing 7 Tahun yang lalu
- KITAB SIAP PADAMU NEGERI v1.0 9 Tahun yang lalu
Kategori
- Lain-Lain (983)
- Pendidikan (446)
- Informasi Umum (360)
- Opini & Ide (218)
- Tips & Trik (191)
- Teknologi (92)
- Internet & Media Sosial (80)
Kaitan Populer