
Secara tradisional, para keluarga kerap mengawetkan jenazah orang terkasih dengan cara pembalseman agar proses peluruhan tidak segera berlangsung.
Pengawetan itu biasanya dilakukan menggunakan formaldehida — dikenal luas sebagai formalin –suatu zat penyebab kanker. Tentunya kanker itu berdampak bukan kepada jenazahnya, tapi kepada petugas.
Sekarang ini sudah ada beberapa pihak yang menggunakan es kering, yaitu karbon dioksida beku. Dengan demikian, jenasah terawetkan lebih lama, walaupun es kering harus diganti setiap hari.
Karbon dioksida memang termasuk GHG, tapi jumlah gas yang dihasilkan terkait cara pengawetan ini cukup kecil dibandingkan keseluruhan emisi CO2.