Artikel Kategori // Lain-Lain

Ketika bekerja di Singapura, seorang developer asal Indonesia bernama Danny Saksono melihat sebuah perbedaan antara pelajar di Singapura dan di Indonesia. “Di sana, para pelajar tidak membawa tas dengan isi yang berat seperti di sini. Saya bermimpi kalau nantinya di Indonesia seluruh pelajar hanya perlu membawa gadget ke sekolah,” ujar Danny.
Hal tersebut kemudian menginspirasi Danny untuk membuat sebuah platform pendidikan bernama Quintal, yang bisa mempermudah proses belajar-mengajar di sekolah. Bersama dengan dua orang rekannya, Henry Fausta dan Pieter Jontera Lius, Danny pun mulai membangun dan memasarkan Quintal ke berbagai sekolah sejak tahun 2015 silam.
Mengatasi masalah utama para guru
Saat ini, Quintal telah mempunyai beberapa fitur utama, yaitu fitur input nilai dan data absensi para siswa. “Dengan Quintal, para orang tua siswa juga bisa langsung mendapat pemberitahuan tentang jadwal ulangan, serta apabila anak mereka tidak masuk sekolah,” tutur Danny.
Selain membantu dalam hal perhitungan absensi dan nilai, Quintal juga mendorong sekolah untuk melakukan proses belajar-mengajar secara online. Para guru bisa menggunakan Quintal untuk membagikan materi, serta memberikan tugas dan ulangan secara online. “Hal ini jelas bisa membantu para guru yang sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mengoreksi tugas dan ulangan para siswa,” jelas Danny.
Quintal pun menyediakan fitur untuk mencetak rapor secara otomatis di akhir semester, berdasarkan data nilai dan absensi yang dimasukkan oleh para guru. Danny mengaku tidak bermasalah dengan sistem penilaian berbeda yang diterapkan oleh setiap sekolah. “Setiap kali ada perubahan cara perhitungan nilai, kami bisa mengubah sistem kami secara cepat,” ujar Danny.
Sudah mempunyai 2.000 pengguna
Sejauh ini, Quintal sudah digunakan di lima sekolah di Jakarta. “Dari seluruh sekolah tersebut, kami telah mempunyai 2.000 pengguna,” ujar Danny.
Quintal menerapkan sistem pembayaran bulanan yang dikenakan untuk setiap pengguna. “Sekolah lebih menyukai sistem seperti ini dibanding membeli sebuah sistem dengan pembayaran yang mahal di awal, karena mereka tidak punya anggaran yang besar,” jelas Danny.
Setelah 1,5 tahun beroperasi secara bootstrapping, pada bulan Juli 2016 yang lalu Quintal akhirnya mendapatkan pendanaan tahap awal dengan nominal yang tidak disebutkan dari East Ventures1. “Dengan pendanaan ini, kami berencana untuk memperkuat sisi teknologi dari produk kami, serta memperbanyak tenaga penjualan,” tutur Danny.
Menurut Danny, ia memilih untuk membuat solusi di bidang pendidikan karena masalah yang benar-benar nyata dan belum ada banyak kompetitor. Sejauh ini, baru ada Aimsis dan EdConnect ( School Information System ) yang telah menghadirkan layanan serupa. “Kami punya keunggulan karena menggabungkan Sistem Informasi Sekolah (SIS) dan Learning Management System (LMS),” ujar Danny.
Untuk memperkuat keunggulan mereka, pada bulan Januari 2017 nanti Quintal berencana untuk meluncurkan sebuah aplikasi mobile. Aplikasi tersebut nantinya akan berguna untuk menjadi penghubung antara sekolah dengan siswa dan para orang tua mereka.
Artikel Terkait
Anda harus login untuk berkomentar. Login Sekarang
Penulis Lainnya

resep
Penulis ini masih malu-malu menuliskan sedikit tentang Biografinya- Resep Piscok Meler Lumer Di Lidah 22 May 2017 - 10:56
- Resep Kue Kering 20 May 2017 - 10:08
Komentar Terbaru
- Etos Kerja Guru PNS yang Buruk 9 Tahun yang lalu
- Cetak Kartu Digital NUPTK/PegID 9 Tahun yang lalu
- Bangga memiliki email user@madrasah.id 8 Tahun yang lalu
- Syarat Mengikuti Verval Inpassing 7 Tahun yang lalu
- KITAB SIAP PADAMU NEGERI v1.0 9 Tahun yang lalu
Kategori
- Lain-Lain (983)
- Pendidikan (446)
- Informasi Umum (360)
- Opini & Ide (218)
- Tips & Trik (192)
- Teknologi (93)
- Internet & Media Sosial (83)
Kaitan Populer